//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Bandara Wiriadinata, Kota Tasikmalaya

Senin, 22 April 2019 22:17:01
photo: bandara wiriadinata / bpmi setpres

Presiden Jokowi terbilang senang datang ke Tasikmalaya. Baik itu ke Kota Tasikmalaya ataupun ke Kabupaten Tasikmalaya. Dan entah itu untuk kepentingan kenegaraan ataupun kepentingan politik. Mengapa? Antara lain karena ada bandara yang satu ini, Bandar Udara Wiriadinata, dan juga demi bandara yang ada di Kota Tasikmalaya ini. Pada 10 Juni 2017, misalnya, di bandara ini Jokowi menyaksikan penandatangan alih status Pangkalan Udara Wiriadinata menjadi Bandar Udara Wiriadinata. Dan terakhir, 27 Februari 2019, Jokowi meresmikan terminal baru dan cantik Bandara Wiriadinata.

Kedua peristiwa penting di dan bagi Bandara Wiriadinata tadi bukan tujuan utama kedatangan Jokowi ke Kota Tasikmalaya. Bisa dibilang sekedar 'kegiatan extra'. Menjelang ke datangan Jokowi pada 2017, saat rapat koordinasi terakhir dengan bagian Protokoler Istana Presiden dan Pampamres, Walikota Tasikmalaya Budi Budiman masih 'merayu' agar bagian protokoler menyelipkan acara 'menyaksikan alih status bandara' ke dalam agenda kunjungan kerja presiden. ''Walaupun tidak ada acara seremonial, kami ingin beliau menyaksikan penandatangan MoU pemakaian lanud jadi bandara komersial, sekaligus meresmikannya. Bandara itu sudah ditunggu puluhan tahun oleh masyarakat Jabar Selatan,'' pinta Pak Walikota.

Ketika itu, 9 dan 10 Juni 2017, Jokowi diagendakan untuk membagikan kartu pintar dan sertifikat tanah (Prona) bagi masyarakat di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, serta berdialog dengan para alim ulama di Pondok Pesantren Cipasung di Singaparna dan Pondok Pesantren Miftahul Huda di Manonjaya. Permintaan Pak Walikota pun dipenuhi. Sebelum terbang pulang ke Jakarta, pada 10 Juni 2017 Jokowi --dengan didampingi Wagub Jabar Dedi Mizwar dan Menhub Budi Karya Sumadi-- berkenan menyaksikan penandatangan kerjasama antara TNI-AU, Ditjen Hubud, dan Pemkot Tasikmalaya. Maka, sejak hari itu Kota Tasikmalaya resmi punya bandara sipil. Acara alih atau tambah fungsi komersial bagi bandara TNI-AU seluas 70 hektar itu ditandai pula dengan penerbangan pesawat ATR 76-600 Wings Air tujuan Kota Bandung.

Belum dua tahun, Jokowi sudah diminta lagi untuk melakukan 'kegiatan extra' di Bandara Wiriadinata. Kali itu, 27 Februari 2019, Jokowi tak bermalam. Presiden dan rombongan terbang dari Bandara Halim Persanakusuma pukul 10.30 WIB dengan pesawat CN-295 TNI-AU. Sekitar 40 menit kemudian, pukul 11.10 WIB, pesawat baling-baling itu mendarat di Bandara Wiriadinata. Tak lama setelah mendarat, Jokowi terbang dengan helikopter ke Pondok Pesanten MIftahul Huda Al-Azhar yang berada di Kota Banjar, kota otonom tetangga sebelah timur. Ia datang untuk membuka Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2019. Usai pembukaan, Jokowi balik lagi ke Wiriadinata, untuk kemudian menempuh jalan darat ke Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, guna menghadiri Penyaluran KUR Ketahanan Pangan dan Kemitraan Umat.

Sore harinya, barulah 'kegiatan extra' berlangsung di Bandara Wiriadinata. Jokowi meresmikan gedung terminal baru Bandara Wiriadinata, serta berbagai infrastruktur dan fasilitas bandara lainnya. Pada pemaparannya, Menhub Budi Karya Sumadi bercerita kalau sejak beralih status pada 2017, Bandara Wiriadinata terus dipoles dan telah menghabiskan anggaran Rp 45 miliar. Yang paling kasat mada adalah terminal bandara yang tampil lebih modern, seluas 1.100 meter persegi. Juga landas pacu telah diperpanjang dari 1.200 menjadi 1.600 meter. Area Apron juga diperluas sehingga bisa dipakai parkir 3 pesawat sekelas ATR. Untuk pengelolaan bandara, saat ini Bandara Wiriadinata masih dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Cakrabuwana Cirebon.

Saat meresmikan terminal, Jokowi bilang ia akan meminta Garuda Indonesia untuk membuka penerbangan ke Tasikmalaya, sesuai permintaan Gubenur Kamil Ridwan yang ikut mendampinginya. Rutenya bisa Jakarta-Bandung-Tasikmalaya, bisa juga juga Jakarta-Tasikmalaya. Menanggapi hal ini, Menhub bilang kalau Garuda sudah siap menjajagi rute Jakarta-Bandung-Tasikmalaya (PP) pada hari ganjil, dan rute langsung Jakarta-Tasikmalaya (PP) pada hari genap, dengan menggunakan pesawat baling-baling ATR 72. Sebelum ini, maskapai yang sudah melayani penerbangan dari dan ke Bandara Wiriadinata adalah Wings Air dan Lion Air.

Garuda Indonesia akhirnya benar-benar mulai menerbangi rute Jakarta-Tasikmalaya (PP) per 2 Maret 2019. Rute ini dilayani 3 kali seminggu (Selasa, Kamis, dan Sabtu), dengan menggunakan pesawat ATR 72-600 berkapasitas 70 orang. Penerbangan Halim Perdanakusuma-Wiriadianta berangkat pukul 11.50 dan tiba pukul 12.50 WIB. Rute sebaliknya, Wiriadinata-Halim Perdanakusma berangkat pukul 14.00 dan tiba pukul 15.00 WIB.

Peta & Citra Satelit

Bandara Tasikmalaya

Bandara Wiriadinata
Jl. Letkol Basyir Surya
Kelurahan Setiajaya
Kecamatan Cibeureum
Kota Tasikmalaya
Jawa Barat

Pangkalan Udara Wiriadinata

Meski sudah menjadi bandara sipil dan komersial, fungsi Bandara Wiriadinata sebagai Pangkalan Udara (Lanud) Wiriadinata tetap berjalan normal. Bandara ini dulunya merupakan bandara peninggalan Belanda yang diteruskan pengelolaannya oleh TNI-AU dan dikenal dengan nama Landasan Udara Tasikmalaya. Tokoh yang dulu menjadi komandan landasan ini adalah Letkol Basyir Surya, yang namanya kini diabadikan sebagai nama jalan raya di depan bandara. Baru pada 20 September 2001, KSAU Marsekal TNI Hanafie Asnan meresmikan pergantian namanya menjadi Pangkalan Udara Wiriadinata. Nama ini dipetik dari nama Marsekal Muda TNI Raden Atje Wiriadinata, tokoh yang dikenal sebagai 'Bapak Pasukan Gerak Cepat TNI-AU', atau Kopasgat, atau yang sekarang dikenal sebagai Paskhas TNI-AU. Sejak 2013, di bandara ini juga sudah hadir Dirgantara Pilot School.

Orang nomor satu TNI-AU yang sekarang, KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, SE, MM, juga baru berkunjung ke Bandara Wiriadinata. Mencicipi terminal baru? Tentu saja. Tapi inti kunjungannya pada 6 Maret 2019 itu, yang didampingi langsung Komandan Lanud Wiriadinata Letkol Pnb M Pandu Adi Subrata, SH, adalah untuk meninjau asset berupa gedung dan lahan ex-PT Dahana (persero) yang ada di area bandara. BUMN pembuat bahan peledak itu pada Agustus 2018 menyerah-terimakan lahan seluas 33 hektar, berikut 57 gedung dan bangunan. Niatnya, TNI-AU akan mengalihfungsikan bangunan menjadi perkantoran Wingdikkal (Wing Pendidikan Pembekalan) dan rumah dinas anggota Wingdikkal. KSAU juga memberikan persetujuannya bagi pelebaran jalan menuju bandara yang terminalnya baru diresmikan Jokowi itu.