Bandara Pekon Serai, Kabupaten Pesisir Barat
Presiden SBY, 27 Maret 2014 lalu, meresmikan Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Bersamaan dengan itu, secara simbolis, SBY meresmikan pula Bandara Pekon Serai di Lampung. Di kabupaten mana? Kabupaten Lampung Barat, kata SBY. Benarkah? Rupanya SBY lupa kalau pada November 2012 ia sudah meneken pembentukan Kabupaten Pesisir Barat, sebagai pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat. Dan kebetulan, Kecamatan Pesisir Tengah --tempat Bandara Pekon Serai berada -- ikut masuk wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
Itu mungkin sekedar lupa atau salah kaprah. Dan kesalahkaprahan ini kelihatannya berlanjut. SBY, Kementerian Perhubungan, dan juga media yang memberitakannya, menyebut bandara ini dengan nama Bandara Pekon Serai. Padahal, papan nama di bandara menuliskan nama 'Bandar Udara Serai', tanpa kata Pekon. Pemkab Pesisir Selatan sendiri lebih suka menyebutnya sebagai Bandara Serai. Mana yang benar? Mungkin semua benar. Yang pasti, apapun namanya, bandara ini merupakan bandara sipil ke-dua yang ada di Lampung. Bandara yang satu lagi adalah Bandara Radin Inten II, bandara utama Lampung, yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.
Meski baru diresmikan SBY, Bandara Pekon Serai sebenarnya sudah beroperasi sejak 4 September 2013. Peresmian pengoperasiannya dilakukan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP dengan ditandai penerbangan perdana pesawat Susi Air dari Bandara Radin Inten II ke Bandara Pekon Serai, lalu ke Bandara Fatmawati, Bengkulu. Sebelumnya, bandara ini sudah sempat direncanakan untuk dibuka pada Januari 2013 tapi gagal karena kontrak dengan Susi Air belum diteken. Adapun izin rutenya sudah keluar sejak 8 November 2012, sesuai Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. KP. 411 Tahun 2012.
Susi Air melayani jalur Bengkulu-Pekon Serai sebanyak 3 kali dalam seminggu. Kok rajin? Ya karena kontrak penerbangan perintis bersubsidinya memang begitu. Sesuai kontrak dengan Pemprov Lampung, Susi Air harus menyediakan 40 kursi per minggu. Karena Susi Air hanya bersedia mengerahkan pesawat berkapasitas 12 kursi, maka kewajiban 40 kursi itu dipenuhi dengan melakukan tiga kali penerbangan per minggu. Karena disubsidi, alias semua tiket sudah dibayar pemerintah, ada atau tidak ada penumpang, Susi Air tetap harus melayani jalur tersebut.
Kontrak dengan Susi Air ternyata jangka pendek. Mulai terbang di bulan September, pada Desember 2013 penerbangan bersubsidi itu harus terhenti karena masa kontraknya habis. Untunglah, mulai 11 Maret 2014, kontrak diperbarui dan Susi Air mampir lagi di Bandara Pekon Serai. Tapi, jumlah kedatangannaya dipangkas menjadi hanya seminggu sekali. Salah satu alasannya, pesawat Grand Caravan yang dipakai Susi Air mesti melayani pula jalur Bandara Fatmawati (Bengkulu) ke Bandara Pulau Enggano, pulau kecil di Samudera Indonesia yang masuk wilayah Bengkulu.
Bandara Pekon Serai dibangun dalam rangka mendukung rencana pemerintah pusat dan daerah untuk menjadikan jalur Krui-Liwa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di koridor Barat atau kawasan pantai Barat Pulau Sumatera (berkat pemekaran, Krui jadi ibukota Pesisir Barat, sedangkan Liwa tetap jadi ibukota Lampung Barat). Bandara ini juga bakal menjadi pintu masuk bagi wisatawan ke kawasan pantai Tanjung Setia, yang selama ini jadi tujuan para peselancar dan wisatawan asing. Selain itu, alasan utama lain mengapa pemerintah membangun bandara itu adalah sebagai untuk alat navigasi udara dan untuk mitigasi bencana alam.
Berada di lahan seluas 50 hektar, Pekon Serai sekarang punya landasan pacu sama seperti bandara perintis lainnya: panjang 974 meter dan lebar 23 meter. Landasan itu, dan juga terminal bandara, dibangun tahun 2007-2008. Dalam perencanaan yang sudah dibuat, pada periode 2007-2018, landasan akan ditingkatkan menjadi 1.400 meter x 23 meter, agar bisa didarati pesawat sekelas Hercules C-130. pada periode berikutnya, 2018-2027, akan ditingkatkan lagi menjadi 2.100 meter x 45 meter, agar bisa didarati pesawat sekelas Boeing 737.
Besok-besok, perencanaan itu mungkin tak berlaku lagi. Soalnya, sebuah master plan baru akan segera dibuat. Sekarang ini, mulai 24 April-2 Mei 2014, Dinas Perhubungan Lampung, via LPSE Provinsi Lampung, sedang menggelar tender 'Studi Review Master Plan Bandara Pekon Serai Pesisir Barat' bernilai Rp 410 juta. Berminat?
Peta & Citra Satelit
Places Terdekat | Km |
Bandara Pekon Serai, Kabupaten Pesisir Barat | 0,000 |
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat | 2,106 |
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat | 25,423 |
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan | 77,513 |
Pemerintah Kabupaten Kaur | 82,658 |
Pemerintah Kabupaten Tanggamus | 87,888 |
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur | 104,699 |
Pemerintah Kabupaten Pringsewu | 119,490 |
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu | 119,996 |
Pemerintah Kabupaten Pesawaran | 127,295 |
Hotel Terdekat | Km |
Emersia Hotel & Resort, Kota Bandar Lampung | 147,496 |
Sheraton Lampung Hotel, Kota Bandar Lampung | 148,261 |
Marcopolo Hotel & Convention Hall, Kota Bandar Lampung | 148,940 |
Berita Pesisir Barat
- Gubernur Sjachroedin Kembali Lantik Kherlani sebagai Pj Bupati Pesisir Barat
- Kherlani Berharap Susi Air Beroperasi Kembali di Bandara Serai
- Bandara Serai Kembali Beroperasi
- Kabupaten Pesisir Barat Tak Miliki Kantor DPRD
- Tunggu Pemenang Tender, Bandara Serai Berhenti Sementara
- BPN Survei Lokasi Kantor Pemerintahan Pesisir Barat
- Kherlani Tinjau Lokasi Kantor Bupati Pesisir Barat
- 18 April Kherlani Dilantik Jadi Pj Bupati Pesisir Barat Lampung
- Presiden Teken UU, Pesisir Barat Resmi Jadi Kabupaten
Sewu Kuto Logistik
Mengirim kargo ke ribuan kota di Indonesia. Cepat, aman, dan terjangkau.
Jadwal dan Tiket Kapal Pelni
Jadwal komplit seluruh kapal Pelni, plus info harganya
Upaboga
Makan itu enak. Bisnis makanan pasti lebih maknyus.