Pemerintah Kabupaten Pringsewu

Pekan depan, 15-16 Mei 2014, halaman kantor Bupati Pringsewu yang baru bakal ramai dan hingar bingar. Itu karena, untuk pertama kalinya, setelah 7 kali berturut-turut digelar di Jakarta, Festival Musik Bambu Nusantara ke-8, diboyong ke negeri 'Bambu Seribu', alias Pringsewu dalam istilah Jawa-nya. Menteri Parekraf Marie Pangestu dipastikan hadir membuka festival yang selalu diramaikan pergelaran musik bamboo rock dan bamboo jazz itu. Krakatau & Bamboo Percussion (Dwiki Dharmawan) dan Kerispatih juga bakal hadir.

Si cantik Febri Parmawati Utami tentunya juga bakal muncul di event kepariwisataan ini. Gadis usia 19 ini tak lain adalah finalis Puteri Indonesia 2014, yang mewakili Provinsi Lampung. Sebelumnya, perempuan bertinggi 171 cm ini adalah Muli Pringsewu 2013 (putri wisata), dan runner-up Muli Lampung 2013. Putri Indonesia 2014 Elvira Devinamira (wakil Jawa Timur) bakal hadir juga? Entahlah. Yang pasti, Puteri Indonesia 2011 Maria Selena pernah datang ke Pringsewu dan menanam bibit bambu saat pencanangan 'Gerakan Pringsewu Menghijau' pada Juni 2012.

Masih ingin lihat wajah cantik lain? Muli dan Mekhanai Lampung 2014, Vita Lestari Muzzadari dan Yustiansyah, juga bakal hadir. Sebelum dinobatkan jadi putra dan putri wisata Lampung pada 18 April lalu, keduanya dinobatkan sebagai Muli dan Mekhanai Pringsewu 2014 pada 15 Maret 2014.

Bertabur gadis cantik, Pringsewu punya sejarah yang mirip dengan tetangga di sebelah timurnya, Kabupaten Pesawaran, yang jadi tuan rumah Museum Transimigrasi Nasional. Keduanya sama-sama berkembang dari daerah area pemukiman transmigrasi di zaman penjajahan Belanda. Transmigran pertama datang pada 9 September 1925 dan langsung membabat hutan bambu yang jadi lokasi pemukiman. Karena adanya 'ribuan bambu' itulah maka nama Pringsewu atau Bambu Seribu kemudian dipakai. Di era pra-kemerdekaan itu pula Pringsewu jadi ibukota Kawedanan Tataan.

Pringsewu menyandang status kecamatan pada 1964 dan menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan. Ketika Kabupaten Tanggamus terbentuk sebagai pemekaran Lampung Selatan pada 1997, Kecamatan Pringsewu berganti induk. Dan akhirnya, lewat UU No 48 Tahun 2008, Kecamatan Pringsewu dan sejumlah kecamatan lain dipisahkan dari Kabupaten Tanggamus menjadi Kabupaten Pringsewu. Mendagri Mardiyanto meresmikan daerah otonom baru ini tanggal 3 April 2009. Sempat dipimpin 3 penjabat Bupati, pada 2011 Pringsewu akhirnya punya bupati dan wakil bupati hasil pilkada. Pada 23 November 2011, pasangan H Sujadi dan H Handitya Narapati SZP, resmi memimpin untuk periode 2011–2016.

Sang wakil bupati punya nama berakhiran SZP, singkatan dari Sjachroedin Zainal Pagaralam. SZP tak lain dan tak bukan adalah gubernur Lampung. Handitya Narapati SZP memang putra bungsu Gubernur Sjachroedin ZP. Juga, adik dari Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP. Sang bapak, awal April lalu dijadwalkan bertandang ke Pringsewu untuk meresmikan kantor bupati dan kompleks perkantoran Pemkab Pringsewu yang baru, bertepatan dengan ulang tahun Pringsewu yang ke-5. Mungkin karena sibuk pemilu, kedatangannya dibatalkan. Rencana barunya, Sjachroedin akan datang dan meresmikan kantor baru bupati berbarengan dengan pembukaan Festival Musik Bambu Nusantara pekan depan.

Menurut UU pembentukan Kabupaten Pringsewu, kantor bupati mestinya berkedudukan di ibukota kabupaten, yakni Kecamatan Pringsewu. Tapi karena sulit mencari lahan luas dan Kecamatan Pringsewu sudah amat padat, kantor bupati akhirnya dibangun di Kecamatan Gadingrejo, sekitar 8,5 kilometer di sebelah timur kota Pringsewu. Dibangun bertahap sejak 2011, Desember 2013 lalu kantor bupati dinyatakan selesai. Dan tanggal 20 Januari 2014, bupati secara resmi menempati kantor baru, dan meninggalkan kantor lamanya di Jalan Sudirman, di pusat kota Pringsewu.

1. Pardasuka
   
2. Ambarawa
   
3. Pagelaran
   
4. Pagelaran Utara
   
5. Pringsewu
   
6. Gading Rejo
   
7. Sukoharjo
   
8. Banyumas
   
9. Adiluwih