Harris Hotel - Tebet

Hotel Harris. Nama hotel ini terdengar aneh saat hadir di Tebet, Jakarta Selatan, pada 2006. Nama hotel kok seperti nama orang. Tapi belakangan toh makin banyak juga hotel pakai nama orang. Ada Hotel Ciputra. Ada juga Hotel Sofyan. Lalu, Harris itu nama siapa? Menurut Boyke Gozali, boss Plaza Indonesia, jawabnya: Harris adalah nama putranya. Kebetulan ia memang ikut membidani dan berinvestasi --bersama Rahmat Gobel-- di Hotel Haris Tebet. Juga di Harris Tuban, Kuta, dan Batam.

Kepada majalah Swa, Boyke Gozali pernah cerita bahwa Hotel Harris lahir setelah obrolannya dengan Mark Steinmeyer, warga Prancis yang lama di Indonesia, dan mantan CEO Accor Asia Pasifik. Menjelang pensiun, Mark bercerita ingin membangun bisnis konsultan perhotelan. Yang akhirnya lahir bukan hanya bisnis konsultan , tetapi juga bisnis hotelnya sendiri. Boyke --yang dulu juga memimpin Ometraco Group-- sedia modal, Mark Steinmyer sedia keahlian. Sedangkan untuk nama hotelnya, Boyke pernah cerita kepada majalah Swa, ia minta nama anaknya, Harris Gozali, yang dipakai. Maka lantas lahirlah sederet Hotel Harris. Boyke hanya ikut memiliki sampai 4 hotel yang pertama saja.

Hotel Harris di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan juga Hotel Harris di Festival City, Bandung, serta hotel Harris lain di Bali, Solo, dan Puncak, dikembangkan Mark Steinmeyer bersama investor lain. Semuanya dikembangkan lewat Tauzia Hotel Management yang dipimpin Mark. Dan selain mengelola Harris, Tauzia juga menjadi konsultan bagi hotel-hotel milik Ciputra.

Di Tebet, Hotel yang punya warna khas orange dan hijau ngejreng ini hadir dengan 180 kamar. Sebagaimana Hotel Harris lainnya, hotel di samping jembatan layang Tebet ini juga menargetkan tamu lokal sebagai target utamanya. Khususnya lagi, kaum muda atau kaum yuppies Indonesia.