Gedung Cawang Kencana, Gedung BII, Gedung SDSB

Orang boleh menyebutnya Gedung BII, karena dari dulu logo Bank International Indonesia (BII) setia bertengger di puncak gedung yang dulu dibangun dengan 'dana SDSB' ini. Namun nama resmi gedung yang berada di samping Markas Kodam Jaya ini, dan tepat berada di ujung tol Jagorawi, adalah gedung Cawang Kencana.

Nama Cawang Kencana amat populer bagi penyuka perhelatan perkawinan. Rasanya, tiada akhir pekan tanpa resepsi pernikahan di sana. Juga, diakhir pekan sejumlah ruang gedung ini dipakai oleh Gereja Tiberias. Sedangkan di hari biasa, berbagai seminar dan diskusi silih berganti digelar.

Sebagai gedung perkantoran, selain BII KCP Cawang Kencana, yang juga berkantor di sana antara lain adalah PT Jamsostek Cabang Cawang, yang menempati lantai 7. Juga, sejak Mei 2010, PT KSB Indonesia ikut menempelkan logo perusahaannya di puncak gedung, sebagai tanda kehadiran kantor penjualan dan marketingnya di sana. PMA asal Jerman ini merupakan produsen pompa industri, valve, dan sistem terkait. Pabrik KSB Indonesia berada di kawasan industri MM2100, Cibitung.

Pertengahan tahun silam, nama gedung Cawang Kencana sempat akrab menyapa pembaca koran. Ketika itu, Juni 2011, Jampidsus Kejaksaan Agung tengah memeriksa mantan Mensos Nani Sudarsono sebagai saksi kasus dugaan korupsi yang dilakukan mantan Sekretaris Jenderal Departemen Sosial Moerwanto Suprapto, yang diduga telah mengambil alih tanah seluas 7000 meter persegi di Jalan MT Haryno Kav. 22, beserta gedung di atasnya: Gedung Cawang Kencana. Jajaran pengurus PT Citra Satrya Utama, perusahaan pengelola gedung, juga ikut diperiksa.

Semasa menjadi Mensos, Nani Sudarsono lah yang meminta kejelasan status tanah itu ke BPN, dan akhirnya mendapatkan sertifikatnya. Gedung Cawang Kencana sendiri, seperti pernah dilaporkan Koran Tempo pada 2002, dibangun Yayasan Dana Bakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS) pada 1992 dan selesai setahun kemudian. Biaya pembangunan diambil dari keuntungan penjualan kupon berhadiah SDSB.

Pada 1999, ketika mensos dijabat Justika Baharsyah, kepemilikan tanah tadi dialihkan dari Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS) menjadi milik Yayasan Citra Handadaru Utama. Moerwanto Soeprapto menjadi ketua yayasan baru ini.