Sheraton Lampung Hotel, Kota Bandar Lampung

Ketika hotel bintang 4 ini hadir pada September 1990, namanya Sheraton Inn Lampung. Pada 1995, Starwood Hotels & Resorts memutuskan untuk menghapus merek Sheraton Inn dan menggantinya dengan merek Four Points by Sheraton. Pemilik Sheraton Inn Lampung, PT Surya Bayu Sakti, mungkin kurang sreg dengan nama itu. Perusahaan perhotelan di lingkungan Rajawali Corp --milik Peter Sondakh-- ini lebih memilih Sheraton, merek lain yang juga dijajakan Starwood Hotels & Resorts, sebagai gantinya. Maka, Sheraton Inn Lampung pun kemudian salin nama menjadi Sheraton Lampung Hotel.

PT Surya Bayu Sakti, selain memiliki Sheraton Lampung Hotel, juga tercatat sebagai pemilik Sheraton Hotel Bandung. Perusahaan ini, di lingkungan Rajawali Corp, ditempatkan di bawah sub-holding bernama Rajawali Property Group, yang memang bertugas menangani berbagai investasi Rajawali Corp di sektor perhotelan. Hotel lain yang dikendalikan Rajawali Property Group antara lain Sheraton Senggigi, Novotel Lompok Resort, Four Seasons Jakarta, St Regis Bali, St Regis Langkawi (Langkawi, Malaysia), dan Sheraton Imperial Hotel (Kuala Lumpur, Malaysia).

Sheraton Lampung Hotel resminya tercatat memiliki 110 kamar. Namun saat berlangsung peringatan Hari Keluarga Nasional Ke-24 (Harganas 2017) yang digelar di Bandar Lampung, 15 Juli 2017, hotel bintang 4 ini mengaku hanya punya 97 kamar, yang seratus persen terisi, dan mayoritas tamunya adalah para peserta Harganas. Kamar yang ada itu dipilah ke dalam kelas Deluxe, Deluxe Garden, Deluxe Terrace, dan Deluxe Suite.

Tak diketahui mengapa jumlah kamarnya berkurang. Mungkin sedang direnovasi. Dan untuk urusan renovasi, pada 2005 hotel ini pernah melakukan renovasi total terhadap kamar-kamarnya, yang antara lain digarap oleh PT Jaya Kusuma Sarana. Sekarang pun kelihatannya Sheraton Lampung Hotel sedang memoles diri, karena pada akhir Juli 2017 lalu Cirebon Batu Alam sibuk mengirimkan 4 truk Fuso batu alam andesit dari Cirebon ke Sheraton Lampung Hotel.