Makam Bung Karno, Kota Blitar

Hingga hari ke-3 Ramadhan 2017, siapa saja petinggi negeri ini yang sudah ziarah ke Makam Bung Karno? Resminya, tak ada. Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sudah melakukan ziarah ramadhan bulan lalu, 24 April 2017. Ia datang bersama Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, Wakapolri Komisaris Jenderal Syarifudin, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wali Kota Malang Edi Rumpoko, dan Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Orang penting lain yang ziarah sebelumnya, 8 Maret 2017, adalah Walikota Bandung Ridwan Kamil. Minta restu sebagai calon gubenur Jawa Barat 2018?

Ridwan Kamil bilang ia tidak secara khusus datang ke Kota Blitar untuk berziarah ke makam Presiden RI pertama itu. Hari itu ia datang untuk 'jualan software' e-Government dan SmartCity kepada tuan rumah, Walikota Blitar M Samanhudi Anwar, dan kepada kepala daerah daerah otonom di sekitar dan tetangga jauh: Bupati Malang, Walikota Mojokerto, Bupati Probolinggo, Bupati Kediri, Bupati Buleleng (Bali), dan Bupati Tanjung Balai (Sumatera Utara). Usai jualan, barulah ia ziarah ke Makam Bung Karno. ''Masa saya ke Blitar tapi tidak menyempatkan ziarah untuk kirim doa ke makam Bung Karno? Kan nggak afdal,'' katanya.

Adapun Megawati, saat ziarah satu setengah jam April lalu, memilih untuk tidak bertemu masyarakat yang sedang berziarah dan juga para wartawan. ''Ibu tidak menghendaki ada foto dan wawancara,'' kata seorang pria tegap yang memayungi Megawati sejak turun dari kendaraan hingga menuju makam. Para pejabat yang menyertainya pun tak buka suara. Usai ziarah, Djarot Syaiful Hidayat, Wagub DKI Jakarta yang pernah memimpin Kota Blitar dua periode (2000-2010), pun hanya bilang, ''Hanya nyekar saja.'' Kemana Megawati pergi setelah nyekar? '''Ini mau ke rumah dinas (Wali Kota Blitar),'' kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, sambil buru-buru masuk ke dalam mobil. Dari rumah walikota Blitar, Megawati menempuh perjalanan darat ke Malang, lalu terbang ke Jakarta: sama dengan cara ia datang.

Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada 21 Juni 1970. Beliau kebumikan di pemakaman yang berada di Kelurahan Bendogirit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Saat sang istri, Fatmawati Soekarno, dan keluarga ziarah 40 hari wafatnya Bung Karno, makam Bung Karno masih menjadi bagian dari Taman Makam Pahlawan Karang Mulyo. Belakangan, pemerintah daerah membangun taman makam pahlawan baru, TMP Raden Wijaya, dan memindahkan kerangka pahlawan lain ke sana. Walhasil, area eks TMP Karang Mulyo, sepenuhnya jadi komplek Makam Bung Karno dan keluarga. Selain Bung Karno, makam lain yang ada di sana adalah makam ayah-ibunya: R Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Aju Njoman Rai.

Kompleks Makam Bung Karno, yang kini luasnya mencapai 1,8 hektar, mulai dibangun pasca peringatan sewindu wafatnya Bung Karno: 21 Juni 1978. Presiden Soeharto meresmikannya setahun kemudian: 21 Juni 1979. Saat Megawati Soekarnoputri menjadi presiden, Perpustakaan Nasional dan Pemerintah Kota Blitar, dengan dana bersama sebesar Rp 20 miliar, memutuskan untuk membangun Perpustakaan Proklamator Bung Karno di selatan kompleks makam. Megawati meletakkan batu pertama pembangunannya pada 7 Agustus 2003 dan ia juga yang meresmikannya pada 3 Juli 2004. Saat sudah tak jadi presiden, Megawati, pada 22 November 2015, juga meresmikan Perpustakaan dan Museum Bung Karno di Denpasar, Bali.