//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

Jumat, 14 Agustus 2015 20:57:35
photo: pemkab aceh barat

Presiden Jokowi mirip Dahlan Iskan, menteri BUMN di kabinet lalu. Keduanya suka mendadak angkat telepon saat kunjungan kerja. Sehari sebelum Idul Fitri lalu, saat berkunjung ke Meulaboh, ia diberi kabar gembira bahwa Bendungan Lhok Guci sudah rampung. Tapi uniknya, saluran irigasi untuk mengalirkan air dari bendungan ke sawah belum ada. Kontan Jokowi menelepon Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Dimarahi? Entahlah. Yang pasti, sesudah itu Jokowi langsung bilang akan mendrop dana Rp 100 miliar untuk saluran irigasi Lhok Suci. Serius? Bukan omong doang?

Ternyata Jokowi serius. Pada 4 Agustus 2015, pak menteri datang 'mengantarkan' uang Rp 100 miliar. Menteri PU yang datang? Bukan. Yang datang menteri yang berurusan langsung dengan sawah: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Secara resmi, saat meninjau langsung Bendungan Lhok Guci, di Gampong Seumantok, Kecamatan Pante Ceuremen, sekitar 35 kilometer di sebelah utara Meulaboh, ibukota Kabupaten Aceh Barat. Pak Menteri bilang kalau ia datang untuk menindaklanjuti janji yang diutarakan Jokowi pada 16 Juli 2015.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang memang sedang sibuk mengupayakan swasembada beras, juga ikut mengucurkan bantuan dari kementeriannya. Yang diberikannya antara lain 7 unit pompa air, 400 ton pupuk, 19 unit handspayer elektrik, dan racun pembasmi hama. Juga, dalam rangka pencetakan jutaan sawah baru, Mentan menjanjikan menjatahkan program cetak sawah baru seluas 10 ribu hektar bagi Kabupaten Aceh Barat untuk tahun 2016. Sedangkan untuk tahun ini dipastikan bisa dihadirkan 500 sampai 1.000 hektar sawah baru di Aceh Barat.

Lantas, urusan saluran irigasi Lhok Guci bagaiamana? Menteri PU-kah yang akan membangunnya? Tentunya begitu. Selama ini pembangunannya menjadi urusan PU. Dan yang pasti, sudah ada pula yang mengacungkan tangan untuk membantu mempercepat pembangunan saluran irigai itu. Siapa? Siapa lagi kalau bukan mitra Kementerian Pertanian yang sudah sejak awal tahun ini meneken MOU percepatan pembanguan sawah jutaan hektar: TNI. Lebih kongkritnya lagi: Pangdam Iskandar Muda Mayor Jendral TNI Agus Kriswanto. Pak Jenderal, yang kebetulan mendampingi kunjungan Mentan, menyatakan siap mengerahkan Babinsa se-Aceh Barat untuk mempercepat pembanguan saluran irigasi Lhok Guci.

Bendungan Lhok Guci sendiri sudah mulai dibangun sejak 2014. Bendungan ini termasuk salah satu proyek strategis nasional di Aceh. Bendungan yang akan mengairi sawah 18.542 hektar sawah di lima kecamatan Aceh Besar (Pante Ceuremen, Kaway XVI, Bubon, Sama Tiga, dan Johan Pahlawan) ini rencananya dibangun dengan dana Rp 601 miliar. Hingga Desember 2014, dana pembangunan bendungan yang sudah terserap mencapai Rp 153,9 miliar. Dengan adanya kucuran dana baru Rp 100 miliar, Mentan Andi Amran Sulaiman berharap Bendungan Lhok Guci bisa difungsikan dalam 2 tahun mendatang.

Jadi, Rp 100 miliar dadakan dari Jokowi sebenarnya bukan 'dana segar'? Tapi bagian dari dana Rp 601 miliar yang sudah direncanakan sejak 2004? Kelihatannya begitu. Bendungan ini berada di bawah kendali Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Kementerian PU, yang untuk tahun ini menyebut adanya anggaran Rp 37 miliar untuk melanjutkan pembangunan saluran irigasi. Totalnya, mula 2015 hingga 2019, dana pembangunan jaringan irigasi mencapai Rp 432 miliar.

Bendungan Lhok Guci, yang airnya berasal dari sungai Krueng Meureubo, menjadi bagian dari 'Daerah Irigasi Lhok Guci' yang luasnya 18.542 hektar. Dari luasan itu, 7.000 hektar di antaranya sudah berupa sawah, sedangkan yang 11.542 hektar lagi masih berupa semak belukar dan hutan muda. Mungkin lahan yang terakhir ini yang disebut Mentan bakal dicetak jadi 10.000 hektar sawah baru tahun depan.

So, mau menikmati mandi di Bendungan Lhok Guci, yang --sekali lagi-- bendungannya sudah jadi, tapi saluran irigasinya belum rampung? Silakan, tapi hati-hati. Soalnya, selepas kedatangan Jokowi, 19 Juli 2015, seorang pemuda usia 20 berenang di sana dan terseret arus air. Setelah 38 jam, barulah jenazah warga Gampong Manjeng, Kecamatan Pante Ceureumen, ditemukan oleh tim Basarnas Pos Meulaboh.

Peta & Citra Satelit

Kantor Bupati Aceh Barat

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
Jl. Gajah Mada No 1
Kota Meulaboh
Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat
Aceh

Tel: 0655-7551165
Fax: 0655-7551162

Website: www.acehbaratkab.go.id

Kecamatan di Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat lahir ketika Aceh masih menjadi bagian dari Sumatera Utara, lewat UU Darurat No 7 tahun 1956, yang diteken Presiden Soekarno pada 7 November 1956. Tapi tak lama kemudian, di penghujung bulan, 29 November 1956, Presiden Soekarno meneken UU No 24 tahun 1956, yang membentuk Provinsi Aceh, memisahkannya dari sang induk, Provinsi Sumatera, yang terbentuk lewat UU No 5 tahun 1950.

Pada 1996, wilayah Kabupaten Aceh Barat yang berada di Samudera Indonesia, Simeulue, dimekarkan menjadi kabupaten administratif. Lewat UU No 4 tahun 2002, Aceh Barat dimekarkan lagi dan melahirkan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Jaya.

Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat:
  1. Johan Pahlawan
  2. Meureubo
  3. Kaway XVI
  4. Samatiga
  5. Bubon
  6. Arongan Lambalek
  7. Woyla
  8. Woyla Timur
  9. Woyla Barat
  10. Sungai Mas
  11. Pante Ceureumen
  12. Panton Reu