Pemerintah Kota Cimahi

Ibu yang tangguh. Biskuit Klop, jajanan anak buatan Orang Tua Group, menganugerahkan gelar itu kepada Hj Atty Suharty Tochija, SE, ibu yang jadi Walikota Cimahi. Seberapa tangguh? Mungkin tangguh sekali. Soalnya, tak kurang dari 10 tahun ia harus mengurusi kaum ibu dan perempuan di Cimahi sebagai ketua tim Penggerak PKK. Jabatan itu baru bisa dilepaskannya setelah pada 2012 ia 'menggusur' sang suami, Dr Ir HM Itoc Tochija, MM, yang sudah selama dua periode membuatnya jadi ketua Tim Penggerak PKK. Alias, ia menjadi walikota Cimahi, menggantikan sang suami yang sudah dua periode menjadi walikota CImahi.

Atty Suharti juga terbilang tangguh karena ia menang dalam Pilkada Cimahi 2012 berkat dua dukungan partai tua: Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ketangguhannya juga ditunjukkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan hasil pilkada yang diajukan pasangan peserta Pilkada lainnya: Supiyardi-Encep Saepulloh. Bersama cawalkot pasangannya, Sudiarto, Atty Suharti akhirnya diambil sumpah sebagai walikota dan wakil walikota oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada 22 Oktober 2012.

'Angugerah Ibu Tangguh' dari biskuit Klop diterima walikota Cimahi setahun setelah menjabat, saat peringatan Hari Ibu 2013. Ia terpilih karena telah menjadi ibu yang bisa memimpin pemerintahan, dan menjadi ibu tangguh yang bisa 'mempertangguh' ibu-ibu lainnya. Tentang hal yang terakhir ini, biskuit Klop merujuk program 'Sekolah Jumat' yang dicanangkan Ibu Walikota bagi bagi ibu-ibu di Cimahi, yang berupa pelatihan rutin di bidang tataboga. Klop pun lantas menyatakan kesiapannya untuk terus mensponsori Sekolah Jumat itu.

Perjalanan kewalikotaan Atty Suharti kelihatannya oke-oke saja. Tak ada kabar korupsi menyangkut dirinya, atau pun mantan walikota sebelumnya. Yang justru terdengar adalah aneka penghargaan yang diterimanya. Yang terbaru, akhir April 2015 lalu, Presiden Jokowi menganugerahkan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha. Penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap prestasi Pemkot Cimahi dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta peningkatan infrastruktur kebutuhan dasar masyarakat yang bisa meningkatan taraf hidup masyarakat.

Awal April 2015, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan juga memberikan pengharaan kepada Walikota Atty Suharti, yakni Anugerah Pangripta Nusantara Propinsi Jawa Barat 2015. Anugerah yang satu ini diberikan kepada pemerintah daerah yang memiliki perencanaan pembangunan terbaik dan dinilai sukses meningkatkan kualitas pembangunan daerah. Ditingkat Jabar pula, Desember 2014 lalu, Cimahi mendapat penghargaan dari Komisi Informasi Publik Jabar, sebagai daerah yang taat menjalankan UU Keterbukaan Informasi Publik.

Kota Cimahi sukses terus? Tidak juga. Tahun lalu, Piala Adipura untuk periode 2013-2014 gagal diraihnya. Padahal sebelumnya, Cimahi sukses meraihnya 4 kali berturut-turut: 2008-2009, 2009-2010, 2011-2012, dan periode 2012-2013. Bagaimana dengan Adipura 2014-2015? Anugerah yang biasa diberikan pada bulan Juni ini sekarang masih dalam proses. Yang pasti, untuk seleksi Adipura tahap pertama, Cimahi sudah lolos. Untuk tahap kedua, Kementerian Lingkungan Hidup masih melakukan kalkulasi.

Mungkinkah Cimahi gagal mendapat Adipura lagi karena kurang punya banyak taman, tak seperti kota Bandung? Pekan lalu, usai mengibarkan bendera gerak jalan memperingati HUT ke-14 Kota Cimahi, Atty Suharti bilang: Cimahi tak punya banyak taman itu wajar, tidak seperti kota Bandung. Soalnya, sejak awal pembentukannya, Kota Bandung memang didesain (penjajah) Belanda sebagai kawasan hunian. Sedangkan Cimahi dari dulu jadi pusat pendidikan militer. Meski begitu ia bertekad, dan mengajak semua warganya, untuk menjadikan Cimahi sebagai 'kota kecil yang lebih campeurenik, bersih dan genah tumaninah'.