Yusro Hotel & Convention, Kabupaten Jombang

''Dik, sarungnya bagus,'' bilang Megawati Soekarnoputri, kepada pria yang ia sapa di lobi Yusro Hotel & Convention di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Apa bagusnya? Sarungnya warna merah. Dan pria yang ia sapa tak lain adalah Presiden Joko Widodo. Kedua petinggi PDI Perjuangan ini, pada 1 Agustus 2015, memang sama-sama menginap di hotel bintang 3 itu, yang diketahui sebagai milik Tarekat Shiddiqiyah. Dan kedua-duanya sama hadir di sana untuk menghadiri pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) Ke-33, yang hari itu akan resmi dibuka oleh Jokowi di alun-alun kota Jombang.

Ketika akhirnya membuka Muktamar NU, Jokowi memang sarungan. Maksudnya tentu untuk menghormati kalangan NU yang biasa disebut kaum sarungan. Tapi Jokowi kecele. Saat ia tiba dialun-alun, tak satu pun pengurus PB NU yang menyambutnya terlihat memakai sarung. ''Untung ada Gus Mus yang menemani saya,''' kata Jokowi, saat pidato pembukaan muktamar. Gus Mus yang ia maksud adalah KH Ahmad Mustofa Bisri, yang saat itu jadi ketua Rais Aam NU. Kelakar Jokowi itu tentu disambut tawa para hadirin. Dan tentang hal terakhir ini, Jokowi langsung menyambungnya dengan guyonan favorit Gus Ipul --nama panggilan Wagub Jatim Saifullah Yusuf, yang juga hadir pada pembukaan muktamar-- yang gemar sekali memplesetkan khalayak pertemuan dengan sebutan hadir-in dan hadir-out.

Jokowi terbilang tidak asing dengan hotel yang punya nama panjang Yusro Hotel Restaurant & Convention. Tahun sebelumnya, pertengahan 2014, di musim kampanye calon presiden, ia juga sudah menginap di Yusro Hotel. Ketika itu, ia mengunjungi banyak pondok pesantren di Jombang. Termasuk juga mengunjungi Pondok Pesantren Majma'al Bahrain Shiddiqiyah, pimpinan KH Masrukhan Mu'thi, di Desa Losari, Kecamatan Ploso. Pondok pesantren ini tak lain adalah pemilik Yusro Hotel & Convention, hotel syariah yang diresmikan Bupati Jombang Suyanto pada 24 Desember 2011. Ketika dibangaun, seluruh pekerjaan konstruksi dilaksanakan sendiri oleh para santri Ponpes Majma'al Bahrain Shiddiqiyah

Kedatangan Jokowi ke Ponpes Majma'al Bahrain Shiddiqiyah bukan untuk bicara soal hotel yang ia inapi. Ia datang ke sana untuk bertemu dengan KH Mukhtar Mu'thi, kakak dari sang pimpinan pesantren, untuk minta restu dan dukungan dalam rangka pilpres. Sosok yang satu ini dipandang amat penting karena dia adalah pimpinan atau mursyid Thoriqoh Shiddiqiyah, salah satu kelompok tarekat yang populer di Indonesia. Dan kebetulan, tarekat tasawuf ini menjadikan Ponpes Majma'al Bahrain Shiddiqiyah sebagai 'markas besar-'nya, sekaligus tempat asalnya. Kunjungan Jokowi pada 26 Juni 2014 itu tak sia-sia. Usai pertemuan, KH Masrukhan Mu'thi mengumumkan, ''Ada lima juta santri dan pengikut Shiddiqiyyah se-Indonesia yang insya-Allah mendukung Jokowi.''

Yusro Hotel atau Hotel Yusro sejak berdiri mencanangkan diri sebagai hotel bintang 3. Simbol bintang 3 selalu dipasang di hotel dan berbagai media. Benar-benar hotel bintang 3? Hingga 2014, menurut catatan Beta Madya Savitri, mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas Negeri Surabaya, status bintang 3 Hotel Yusro masih belum resmi. Penyematan bintang 3 adalah inisiatif pihak manajemen sendiri. Belum ada sertifikat dari pemerintah maupun PHRI. Meski begitu, hotel berlantai 3 dan bergaya masjid ini berupaya menjalankan hotel syariahnya dengan layanan kualitas hotel bintang 3. Salah satunya dengan menghadirkan kamar-kamar berkelas bintang. 110 kamar yang ada dipilah menjadi 16 kamar Superior 16, 66 kamar Deluxe, 8 kamar Deluxe Plus, 16 Executive Suite, 2 President Suite, dan 2 Royal Suite.