//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

MV Karadeniz Powership Yasin Bey, Pembangkit Listrik Terapung Maluku Tengah

Rabu, 5 April 2017 14:45:14
photo: karadeniz powership yasin bey / karadeniz holding

Galangan kapal Sedef Shipyard di Tuzla, Istambul, terlihat ramai pada awal Februari 2017 lalu. Ratusan orang menyaksikan sekarung balon dilepaskan ke udara. Hari itu adalah hari diluncurkannya satu lagi kapal pembangkit listrik terapung milik Karadeniz Holding, salah satu raksasa bisnis Turki. Kapal kargo bekas buatan China yang disulap jadi kapal pembangkit listrik berkapasitas 120 MW itu, yang dinamai MV Karadeniz Powership Yasin Bey, lantas diberangkatkan ke Indonesia. Dan pada 15 Maret 2017 lalu, kapal itu sampai ke tujuan akhirnya: perairan pantai di samping PLTU Waai di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Motor Vessel (MV) Karadeniz Powership Yasin Bey merupakan kapal pembangkit listrik yang disewa PT PLN selama 5 tahun ke depan, untuk mengalirkan listrik ke wilayah Maluku Tengah dan Kota Ambon. Kapal yang lebih suka disebut PLN dengan nama MVPP (motor vessel power plant) ini punya kemampuan menghasilkan listrik hingga 120 MW. Hanya saja untuk proyek kelistrikan di Maluku ini, dia hanya akan diberdayakan untuk menghasilkan listrik 60 MW saja. Listrik dari kapal pembangkit listrik terapung itu akan disalurkan ke jaringan transmisi tegangan tinggi yang berawal dari PLTU Waai: Waai-Passo (Kecamatan Baguala, Kota Ambon) sepanjang 18 Km (150 KV) dan Passo-Sirimau (Kecamatan Sirimau, Kota Ambon) sepanjang 12 Km (70 KV). Kelak juga akan disambung ke jaringan Passo-Hative (Kecamatan Teluk Ambon) sepanjang 26 Km (150KV), yang sampai sekarang masih disiapkan pembangunannya.

MV Karadeniz Powership Yassin Bey, yang berukuran 162 x 21 meter, bukan satu-satunya kapal pembangkit listrik terapung yang disewa PLN. Secara keseluruhan, PLN meneken kontrak sewa 5 kapal pembangkit listrik dengan PT Kar Powership Indonesia, anak perusahaan Karadeniz Powership, yang merupakan divisi bisnis kapal pembangkit listrik Karadeniz Holding. Totalnya, kelima kapal akan menghasilkan listrik 540 MW.

Kapal pertama, MV Karadeniz Powership Zeynev Sultan, sudah diresmikan kehadirannya oleh Presiden Jokowi pada Desember 2015 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kapal itu lantas ditambatkan di tujuan akhirnya: perairan dekat PLTU Amurang, di Kecamatan Amurang, ibukota Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Mulai Januari 2016, Zeynev Sultan resmi menyalurkan listriknya ke wilayah provinsi Sulawesi Utara dan provinsi Gorontalo.

Setahun kemudian, Desember 2016, kapal pembangkit listrik terapung ke-dua datang dari Turki dan langsung parkir di tujuan akhirnya: perairan dekat MV Karadeniz Powership Gokhan Bey, kapal ini juga berkapasitas pembangkitan hingga 120 MW, tapi hanya akan diberdayakan hingga 60 MW, dan akan mengirimkan listriknya ke wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, dan terutama sekali untuk memperkuat pasokan listik ke ibukota NTT: Kupang. Adapun MV Karadeniz Powership Yassin Bey menjadi kapal yang ke-tiga. Adapun kapal ke-empat dan ke-lima masih akan menyusul.Yang satu akan ditempakan di Belawan, Sumatera Utara, dan yang satu lagi di Lombok. Karena kapalnya belum datang, nama resminya belum ada. Tapi website PT Kar Powership Indonesia ada menyebut dua nama: MV Karadeniz Powership Rauf Bey dan MV Karadeniz Powership Dogan Bey. Tak seperti tiga kapal lainnya, kedua kapal terakhir ini bukan kapal pembangkit listrik terapung yang baru selesai dibuat dan langsung dikirimkan ke Indonesia. Saat ini keduanya tercatat tengah membaktikan diri di perairan Irak.

Soal sosok fisik, MVPP yang disewa ada perbedaan tampilan luarnya. MV Karadeniz Powership Zeynev Sultan punya 6 cerobong tinggi yang berderet dari depan hingga ke buritan kapal. Ukuran kapal sedikit lebih besar: 158 x 30 meter. Sedangkan dua kapal yang lebih baru, kelihatannya sosoknya setali tiga uang. Ukuran kapal hampir sama dan cerobong asapnya sama-sama ditegakkan berpasangan: 3 di kiri dan 3 di kanan. Saat Jokowi meninjaunya di Kupang, listrik dari MV Karadeniz Powership Gokhan Bey sudah disalurkan hingga 20 MW ke jaringan listrik NTT, untuk selanjutnya ditambah sesuai rencana 60 MW. Sedangkan listrik dari MV Karadeniz Powership Yasin Bei direncanakan PLN bisa mengalir secara komersial pada akhir Maret 2017. Sekarang sudah nyala? PLN belum cerita.

Peta & Citra Satelit

PT Kar Powership Indonesia

PT Kar Powership Indonesia
Menara Prima, Lantai 17, Unit B
JI. DR Ide Anak Agung Gde Agung Blok. 6.2
Kawasan Mega Kuningan,
Kelurahan Kuningan Timur
Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan

Tel: 021-57954020, 57948428

Website: www.karpowershipindonesia.co.id

Karadeniz Powership - www.karpowership.com
Karadeniz Energi - www.karadenizenergy.com
Karadeniz Holding - www.karadenizholding.com


Notes: Lokasi MV Karadeniz Powership Yasin Bey di atas adalah lokasi terakhir menurut Marine Traffic pada 5 April 2017, pukul 16:25.

Simak juga:
MV Karadeniz Powership Gokhan Bey, Pembangkit Listrik Terapung Kupang
MV Karadeniz Zeynev Sultan, Pembangkit Listrik Terapung Minahasa Selatan

PLTU Waii

PLTU Waii di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, menjadi 'tuan rumah' bagi MV Karadeniz Powership Yasin Bei. Seberapa besar tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini? Jawabnya adalah nol besar. Meski kompleks dan bangunannya sudah ada, PLTU Waai adalah salah satu dari 34 proyek percepatan pembangunan kelistrikan 35.000 MW yang mangkrak. PLTU Waai dirancang sebagai pembangkit listrik berkapasitas 2X15 MW. Proyek berbiaya Rp 800 juta dolar itu tiang pancang pertamanya dibenamkan pada 17 Agustus 2010 dan ditargetkan selesai pada 2012. Tapi ternyata proyek pembangkit berbahan bakar batubara itu tak kunjung selesai, kontraktornya angkat tangan, dan akhirnya berhenti total pada Febuari 2014.

Pada 9 Februari 2017 lalu, Presiden Jokowi jalan-jalan ke Maluku Tengah dan mampir ke PLTU Waai. Di sana ia mengutarakan keprihatiannya atas nasib proyek itu. Ia pun sempat bertanya kepada Gubernur Maluku Said Assagaff soal apakah proyek itu perlu dilanjutkan atau tidak? Pak Gubernur dengan jelas bilang: ''Tidak perlu''.

''Pak Presiden tanya kenapa? Saya jawab karena di bawah tempat kami berdiri (lokasi PLTU) ada sumber air panas yang kekuatannya 100 megawatt geothermal. Kenapa tidak ambil dari sini saja,'' kata Said Assagaff. Keberatan lainnya: untuk melanjutkan proyek PLTU Waai perlu bahan baku yang harus didatangkan dari luar pulau. ''Lagian bahan bakunya di ambil dari Kalimantan, ya untuk apa Pak? Lagi pula 7-8 tahun lagi kita sudah pakai gas Masela,'' imbuh Gubernur Maluku.

PLTU Waai tamat riwayatnya? Hanya dimanfaatkan SUTET-nya saja, untuk mengalirkan listrik dari MV Karadeniz Powership Yasin Bei ke seantero Pulau Ambon? Pak Gubenur boleh geleng-geleng kepala. Soalnya, keesokan harinya, 10 Februari 2017, saat coffee morning di gedung Ditjen Ketenagalistrikan, Dirut PLN Sofyan Basir mengumumkan kalau PLN akan melanjutkan pembangunan PLTU Waai. PLN akan mengambil alih proyek itu dari kontraktor lamanya dan menugaskan anak perusahaannya, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), untuk menjalankan proyek. Ditargetkan, PLTU Waai bisa menghasilkan listrik pada 2019.