PT Perkebunan Nusantara VIII, Kebun Ciater, Subang

Dari Gunung Tangkuban Perahu ke arah selatan, dari dan ke arah kota Bandung, itu wilayahnya Perum Perhutani: penuh dengan hutan dan kawah yang masih mengepul. Kalau ke arah utara, dari dan ke arah kota Subang, itu wilayahnya PT Perkebunan Nusantara VIII: penuh dengan kebun teh dan sumber air panas. Dikenal dengan nama Kebun Ciater atau Perkebunan Ciater, oleh PTPN VIII, sebutan singkat perusahaan pelat merah itu, perkebunan teh ini dikategorikan sebagai 'Perkebunan Teh Dataran Medium' (1.050 meter DPL), atau ketinggian wilayahnya lebih rendah dari Perkebunan Rancabali di Situ Patengaan (Situ Patenggang) di selatan Bandung.

Kebun Ciater merupakan perkebunan teh warisan kompeni. Dia sudah eksis sejak 1934. Pabrik teh pertamanya dibangun pada 1937 dan dulu cuma berkapasitas 900 ton teh kering per tahun. Sekarang pabrik teh yang memproduksi teh hitam ortodoks itu kapasitas produksinya sudah meningkat jauh: 70 ton teh kering per hari. Sebagian teramat besar teh produksinya, 90 persen, diekspor ke Eropa.

Sekarang, PTPN 8 juga menerjuni bisnis agrowisata. Dikemas dengan nama Agrowisata N8, jasa wisata yang ditawarkan antara lain tea walk, camping ground, wisata ilmiah kunjungan ke pabrik teh, dan rental villa. Pada awal 2010, PTPN VIII resmi membuka Villa Rumah Kelapa: komplek 13 villa rumah kayu panggung, yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan batang pohon kelapa. Masing-masing villa punya 2 kamar. Tarifnya, kalau hari biasa, antara Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu. Kalau akhir pekan, tarifnya naik sedikit. Kalau hari libur, naik lebih tinggi lagi, antara Rp 800 ribu hingga Rp 1,3 juta.