Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardja Soemantri

Gedung Purna Budaya biasa dipakai wisuda Fakultas Sastra UGM. Senasib dengan sang fakultas yang sudah berganti nama jadi Fakultas Ilmu Budaya, gedung yang suka dipakai menggelar diskusi dan seminar ini juga punya nama baru: Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardja Soemantri. Atau kalau mau pakai sebutan dan penulisan yang benar: Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri. Dan kalau nama ini terasa sulit untuk diingat, pakai saja istilah yang lazim disana: PKK-H.

Nama gedung dipetik dari nama Profesor Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM periode 1986-1990. Beliau bukan pakar sastra atau budaya, tapi Profesor Hukum Lingkungan. Sebelum menjadi rektor, Koesnadi menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Den Haag (1974-1980), Sekretaris Menteri Negara PPLH (1980-1983), dan dosen serta Koordinator Bidang Ilmu Hukum Fakultas Pascasarjana UI (1981- 1986).

Lahir di Tasikmalaya, Koesnadi Hardjasoemantri --yang alumni Fakultas Hukum UGM tahun 1964-- meninggal dunia pada kecelakaan pesawat Boeing 737-400 Garuda Indonesia di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, 7 Maret 2007. Pesawat itu terbakar dan meledak saat sebagian penumpang sedang turun. Koesnadi termasuk dalam daftar 21 korban yang tewas, dari total 133 orang dan 7 awak pesawat.

Penyematan nama Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantari diberikan setahun sebelum Koesnadi meninggal dunia. Atau pasca ramainya wacana perebutan gedung yang baru diserahterimakan Depdiknas kepada UGM itu: antara tetap dijadikan gedung untuk kegiatan kebudayaan ataukah jadi lokasi gedung baru perpustakaan pusat UGM.

Ruang utama gedung PKKH adalah ruang pertunjukkan teater, yang biasa dipakai diskusi dan wisuda. Selain itu ada ruang workshop, ruang audio-video, ruang pameran, dan museum. Di bagian belakang kompleks, yang berada di pinggir Jalan Kaliurang, dijadikan area bisnis: toko souvenir dan restoran.