Narita Hotel, Kabupaten Tulungagung

Narita Hotel, reinkarnasi dari losmen Gaya Baru, terkesan bernuansa Jepang. Namanya mirip bandara Jepang: Narita International Airport. Tapi sebenarnya, hotel berkualitas bintang 3 ini 100 persen asli Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Itu karena Narita merupakan singkatan dari 'Nari' dan 'Ta'. Nari, katanya, dalam bahasa Jawa, bermakna penawaran. Sedangkan Ta merupakan nama pendek Tulungagung. Penawaran ala Tulungagung itu diwujudkan lewat cita rasa Jawa pada interior dan nama ruang hotel. Begitu juga di Narita Hotel berikutnya yang hadir di Surabaya dan Tangerang.

Jika dilihat dari luar, dari jalan raya, Narita Hotel di Tulungagung tidak berkesan hotel bagus. Sang hotel tertutup oleh tembok pagar tinggi berlapis pepohonan rimbun. Tapi dibalik tembok itu hadir hotel cantik 53 kamar yang berkualitas bintang 3 (PHRI Jatim tidak menyebutnya berbintang 3). Kelas kamarnya mulai dari Deluxe, Superior, Executive, dan VIP atau Suite. Untuk keperluan konvensi dan pesta akbar, Narita Hotel punya Kresna Hall dan Yudistra Hall yang sama-sama bisa mengakomodasi 750 orang. Hall-nya kurang luas? Tak usah khawatir. Di Tulungagung, group Narita Hotel punya convention hall --plus karaoke dan restoran-- yang salah satu hall-nya bisa memuat 1.000 orang: Barata Graha.

Narita Hotel di Tulungagung merupakan hotel pertama di keluarga besar Narita Hotel. Hotel ini dulunya adalah Losmen Gaya Baru. Setelah dibangun ulang, losmen itu menjelma jadi Narita Hotel dan mulai beroperasi pada 31 Maret 1995. Beberapa tahun kemudian, sang pemilik, PT Papan Sarana Bhakti, membangun hotel kedua di Kota Surabaya. Hotel Narita di Surabaya ini, dengan 90 kamar, mulai beroperasi pada 15 April 1999. Dan terakhir, pada 2012, Narita Hotel hadir di Cipondoh, Kabupaten Tangerang, dengan 98 kamar.