//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Pemerintah Kabupaten Ngada

Kamis, 14 Mei 2015 18:53:38
photo: balaputradewa/skyscraper

Pemerintah Kabupaten Ngada ingin membuat terobosan: Semua orang, termasuk siswa SMP, harus 'melek APBD'. Maka, pada pesta rakyat yang digelar di SMP Negeri Boba, 14 September 2013, Bupati Marianus Sae secara resmi membuka selubung baliho ukuran 4x6 meter yang berisi ikhtisar APBD Ngada 2013. Sebagai pelengkap, ditebar pula 1.000 poster dan 5.000 buku saku APBD. Sukseskah terobosan itu? Sempat mencuat sebentar, terobosan itu keburu dilibas 'terobosan' lain sang bupati. Pada 21 Desember 2013, ia nekat menutup Bandara Turelelo gara-gara tak kebagian tiket Merpati.

Sempat dianggap sepele, aksi Bupati Marianus Sae yang mengerahkan aparat Satpol PP untuk menghalangi pesawat yang hendak mendarat itu akhirnya jadi isu nasional. Bahkan Kepolisian RI akhirnya menurunkan tim Bareskrim Polri untk membantu penyidik Polda NTT dalam mengusut tindak pidana itu. Buntutnya, Pak Bupati diperiksa dan akhirnya ditetapkan jadi tersangka. Berkas perkaranya pun, pada akhir Januari 2014, dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi NTT.

Banyak pihak menyodorkan berbagai pasal UU yang bisa dipakai menjerat Marianus Sae. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono sempat menyuarakan penggunaan pasal-pasal dari UU No. 1 tentang Penerbangan yang bisa membuat bupati Ngada didenda hingga Rp 1 miliar. Adapun Polri, pada berkas yang dilimpahkan kejaksaan tinggi, akhirnya menggunakan Pasal 421 KUHP tentang penyalahgunaan wewenang, dengan ancaman hukuman 2,8 tahun penjara. Wujud penyalahgunaan wewenangnya adalah memerintahkan Satpol PP untuk menutup bandara.

Pasca pelimpahan berkas ke Kejati NTT, ribut-ribut soal penutupan Bandara Turelelo --Bandara Soa, nama versi Ditjen Hubud--, akhirnya menyepi. Begitu juga dengan terobosan 'melek APBD': Program transparansi yang didanai Ausaid dan dilaksanakan oleh dua LSM: Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil Ngada (Jasmin) dan difasililasi Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro). Walhasil, setelah Buku Saku APBD Kabupaten Ngada 2013, tak ada yang namanya baliho, poster, ataupun buku saku APBD 2014 dan APBD 2015.

Lho, memangnya bupatinya ngumpet setelah jadi tersangka? Tentu tidak. Ada terobosan lain lagi yang diprakarsai kader Partai Amanat Nasional (PAN) ini, yang terjun ke dunia politik setelah berkenalan dengan Eurico Guterres, tokoh pro-integrasi Timor Timur yang jadi Ketua PAN NTT. Apa terobosan baru Marianus Sae, yang akan rampung masa jabatannya pada akhir tahun ini? Terobosannya: Membentuk Provinsi Flores, sebagai pemekaran dari Provinsi NTT.

Wujud kongkrit gagasan pembentukan Provinsi Flores itu adalah Kongres Rakyat Flores yang digelar di Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, 26 Februari 2014. Kongres yang digelar di Aula Multiguna Universitas Undana II itu mengusung tema ''Melalui Kongres Rakyat Flores-Lembata-Alor (KR-FLA), Kita Satukan Persepsi dan Aksi Menuju Provinsi Flores Definitif Tahun 2015''.

Selain Marianus Sae, serta para akademisi NTT dan tokoh masyarakat, petinggi wilayah yang hadir dalam kongres itu adalah Bupati Manggarai Christian Rotok, Bupati Nagekeo Elis Djo, Wakil Bupati Manggarai Barat Gasa Maksimus, dan Ketua DPRD Flores Timur Marius Payong Pati. Usai kongres, Marianus Sae didaulat menjadi Ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Flores (P4F). Dia kini antara lain sibuk menentukan kota mana yang bakal jadi ibukota Provinsi Flores. Sebagian orang menginginkan ibukota berada di Labuan Bajo, ibukota Manggarai Barat. Lainnya menghendaki Maumere, ibukota Kabupaten Sikka.

Ketika ditanya soal mengapa NTT perlu dimekarkan, Marianus Sae bilang itu demi mempercepat pelayanan dan mendekatkan pembangunan menuju kesejahteraan rakyat. Apa strategi-nya? Menjawab hal ini, bupati yang baru saja berulang tahun pada 8 Mei lalu ini (kelahiran 1962) seolah menyitir moto kabupatennya: ''Membangun Dari Desa''. Kongkritnya, kata Marianus Februari 2015 lalu: ''Di masa awal kepemimpinan saya, saya mekarkan 58 Desa. Disitu ada penambahan 58 paket ADD (Alokasi Dana Desa). Ada pembukaan lapangan kerja di 58 desa. Perubahan terjadi dalam sekejab.''

Peta & Citra Satelit

Kantor Bupati Ngada

Pemerintah Kabupaten Ngada
Jl. Soekarno-Hatta No. 1
Kota Bajawa
Kecamatan Ngadabawa
Kabupaten Ngada
Nusa Tenggara Timur

Tel: 0384-21001

Website: www.ngadakab.go.id

Kecamatan di Ngada

Kecamatan di Kabupaten Ngada:
  1. Aimere
  2. Jerebuu
  3. Inerie
  4. Bajawa
  5. Bajawa Utara
  6. Golewa
  7. Golewa Selatan
  8. Golewa Barat
  9. Soa
  10. Riung
  11. Riung Barat
  12. Wolomeze