Pemerintah Kabupaten Lebak

Bupati Lebak bernama Iti Octavia Jayabaya. Perempuan kelahiran Lebak, 4 Oktober 1978, ini merupakan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, Jakarta, tahun 2000. Amat cinta almamater-kah sampai-sampai nama kampus ditempelkan pada namanya? Tidak juga. Jayabaya pada namanya merupakan warisan dari ayahnya, Mulyadi Jayabaya. Sang ayah tak lain adalah Bupati Lebak, Provinsi Banten, yang kepemimpinan 2 periodenya (2003-2013), ia teruskan. Dan seperti sang ayah, Iti Octavia Jayabaya juga bakal memimpin Lebak selama dua periode, karena ia menang Pilkada Serentak Juni 2018.

Iti Octavia Jayabaya menjadi bupati Lebak periode 2014-2019 setelah dilantik Wakil Gubernur Banten Rano Karno pada 15 Januari 2014. Walhasil, periode 5 tahun kepemimpinannya bakal berakhir pada tanggal yang sama tahun 2019 ini. Ia akan langsung melanjutkan masa kepemimpinan yang ke-dua? Kelihatannya tidak. Soalnya, menurut jadwal, pelantikan dirinya sebagai bupati baru Lebak baru akan berlangsung pada 20 atau 21 Maret 2019. Dengan kata lain, selepas 15 Januari 2019 hingga saat pelantikan bupati baru, Kabupaten Lebak akan dipimpin oleh bupati sementara atau Penjabat (Pj) Bupati Lebak.

Menjelang Pilkada Serentak 2018, Kabupaten Lebak juga dipimpin bupati sementara. Sebutannya bukan Pj, melakinkan Penjabat Sementa (Pjs) Bupati Lebak. Yang 'kebagian tugas' menjadi Pjs Bupati Lebak adalah Asisten Daerah (Asda) II Banten Ino S Rawita. Pjs Bupati Lebak itu hadir karena Bupati Iti Octavia harus cuti selama 4 bulan guna mengikuti kampanye pilkada. Menjelang Pilkada Serentak pada 27 Juni 2018, masa cutinya berakhir dan ibu bupati kembali dilantik menjadi bupati Lebak pada 23 Juni 2018.

Untuk memenangkan pilkada serentak 2018, Iti Octavia Jayabaya kelihatannya tak perlu repot berjuang. Soalnya, sejak awal memang sudah diketahui kalau ia tak punya pesaing alias menjadi calon tunggal. Saat mendaftarkan diri ke KPU, ia mendapat dukungan penuh seluruh 50 anggota DPRD Lebak dan seluruh 10 partai politik yang ada di Lebak. Tak ada calon independen atau calon non-partai? Yang mendaftarkan diri memang ada, tapi tak lulus persayaratan. Pasangan Cecep Sumarno-Didin Safrudin, misalnya, mendaftar dengan mebawa 72 ribu fotokopi ktp pendukungnya, tapi akhirnya --setelah juga menggugat ke Panwaslu-- tak lolos. Pada hari pemilihan, berbagai quick-count dengan gampang mengumumkan kemenangan telak pasangan petahana Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi. Hasil final yang diumumkan KPU pada 5 Juli 2018, pasangan petahana meraih 453.938 suara, sedangakan kotak kosong hanya 135.879 suara (23 persen).

Apa yang membuat sarjana ekononomi lulusan Universitas Jayabaya dan penyandang Magister Manajemen dari Universitas Trisakti ini sukses berpolitik? Mungkin faktor ayahnya, Mulyadi Jayabaya, mantan bupati yang kini sibuk jadi motor gerakan Jokowi 2 Periode di Kabupaten Lebak. Mungkin juga karena dalam waktu 2 tahun setelah menjabat, ia sukses mengeluarkan Kabupaten Lebak dari status daerah tertinggal. Adapun karirnya di dunia politik sudah dimulai sejak 2009, dengan menjadi anggota DPR-RI di Senayan (2009-2014). Ketika hendak masuk ke Senayan, ia melaporkan harta kekayaan ke KPK senilai Rp 6.2 miliar. Menjelang jadi bupati periode pertama, kekayaanya sudah bertambah jadi Rp 8,3 miliar.