//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura

Selasa, 23 Juni 2015 13:28:28
photo: info publik

Demam batu akik melanda Papua juga. Dan demam ini membawa efek bagi Bandara Sentani di Kabupaten Jayapura. Sejak beberapa bulan terakhir, jalan masuk ke bandara mendadak jadi 'pasar' batu akik. Puluhan pedagang berdagang di sana dan membuat macet jalan masuk bandara. Pengelola bandara tentu prihatin dengan hal ini. Dan yang tak kalah prihatin adalah Balai Arkeologi Jayapura. Lho, apa urusannya? Ternyata, sebagian batu akik yang dijual di sana, yang biasa dikenal sebagai batu akik Gunung Cyclops, berasal dari kapak batu tradisional yang selama ini sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya.

''Pemotongan kapak batu menjadi batu akik marak terjadi di Sentani,'' kata Hari Suroto, peneliti di Balai Arkeologi Jayapura. Kapak batu yang merupakan benda cagar budaya itu dipotong kecil-kecil lalu dijual sebagai bahan untuk membuat batu akik. Kapak batu itu terbuat dari batu yang berasal dari Gunung Cyclops yang berwarna hijau, dan biasanya digunakan sebagai alat tukar dan mas kawin dalam acara adat. Penjualan batu akik dari potongan kapak batu itu terlihat di jalan masuk ke arah Bandara Sentani maupun di sentra-sentra penjualan batu akik yang ada di Jayapura. ''Jika hal ini dibiarkan, maka dikhawatirkan kapak batu akan punah,'' terang Hari Suroto.

Kesibukan berdagang batu akik di jalan masuk Bandara Setani mulai berlangsung sejak Maret 2015 lalu. Pada pedagang menggelar batu akiknya dari pagi hingga sore, sesuai jam operasi bandara. Herson, Kepala Bandara Sentani, juga sempat mengaku kaget dengan 'pasar kaget' itu. Meksi menilai aktivitas ekonomi itu positif, ia mengimbau agar Pemkab Jayapura segera mengambil langkah penertiban agar tak mengganggu akses bandara. Wakil Bupati Jayapura Robert Djoenso pun sudah mengetahui hal ini dan akan segera membicarannya dengan Kepala Distrik Sentani untuk mencarikan tempat yang layak bagi para pedagang batu akik. Solusi lain, pemkab sudah mengundang para pengrajin dan pedagang batu akik untuk ikut serta dalam Festival Danau Sentani pada 19-23 Juni 2015.

Bandara Sentani, yang punya landas pacu sepanjang 3.000 meter, merupakan salah satu bandara bandara besar di Papua. Bandara ini dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Bandara besar lain di Papua adalah Bandara Frans Kaisiepo yang berada di kabupaten Biak, yang dikelola PT Angkasa Pura. Perbedaan keduanya, Bandara Sentani masih jadi bandara internasional, sedangkan Bandara Frans Kaisiepo sudah dihentikan ke-internasional-an sejak 1990, dan sejak itu pula bandara ini terus merugi. Awal Juni 2015 ini, Bandara Frans Kaisiepo mulai diwacanakan akan dipulangkan pengelolaannya ke Kementerian Perhubungan.

Berkelas Bandara Kelas I Utama, Januari 2015 lalu memproklamirkan kesiapannya untuk melayani penerbangan malam hari. Namun diakui pula kalau peminat penerbangan malam masih tipis. Maskapai yang sudah mencoba pun, Batik Air, hanya bisa mengangkut 19-21 penumpang, yang menurut Kepala Bandara Sentari Herson, masih belum menguntungkan. Kabar terakhir, hingga Juni 2015 pun, penerbangan malam masih belum terselenggara secara resmi. Penerbangan malam hanya sampai jam 19.00 WIT dan ini pun hanya bagi pesawat yang mengalami keterlambatan penerbangan.

Kementerian Perhubungan sendiri, di bawah kepemimpinan mantan bos PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan, sedang sibuk menyiapkan berbagai bandara untuk jadi Badan Layanan Umum. Tujuannya agar kualitas layanan bandara jadi lebih baik, tanpa harus mengkomersialisakan bandara, alias dikelola BUMN. Sebagai contoh bagi kualitas baik tapi tidak komesial, Jonan berulangkali menyebut nama Bandara Sentani. Tarip penitipan barang di Bandara Sentani, katanya, cuma Rp 30 kilogram per hari. Sedangkan di bandara komersial bisa Rp 300-600 per kilogram per hari. Tarif murah itu sejak April lalu sudah menjadi PP No 11 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Perhubungan.

Seperti apa kualitas penitipan barang Rp 30 kilogram per hari di bandara? Imbauan Kapolsek Kawasan Bandara Sentani Iptu Jubelina Wally, yang tak cuma bicara soal penitipan barang, mungkin bisa jadi gambaran. Ia mengimbau pengelola bandara mengintensifkan pengamanan karena banyak kargo dan barang di bandara yang kerap dicuri. Imbauannya dilontarkan Januari lalu pasca aksi pencurian terhadap barang di loket penerimaan barang maskapai PT Trigana Air. Yang hilang adalah brankas berisi uang Rp 32 juta dan dua layar komputer 14 inchi.

Adapun untuk urusan pendapatan bukan pajak, bukan cuma Kemenhub yang sibuk memikirkannya. Dispenda Provinsi Papua pun, sejak Maret lalu sibuk mendata dan mengukur luasan hanggar milik Pemprov Papua yang ada di Bandara Sentani. Tujuannya tak lain untuk mengoptimalkan retribusi yang diperoleh dari bandara.

Bandara Sentani sendiri sejak Januari lalu terus berbenah diri. Tahun ini dikucurkan dana Rp 50 miliar untuk membenahi terminal bandara. Area check-in yang semula hanya bisa ditempati 14 counter ditata ulang agar bisa mengakomodasi hingga 32 counter check-in. Pembenahan lain, 40 troli yang biasa dipakai mengangkut bagasi penumpang ditiadakan pada Januari lalu. Selain ditarik karena ingin diperbaiki, kata Kepala Bandara Sentani Herson, pihak bandaran ingin membudayakan tradisi yang benar: troli itu untuk penumpang dan bukan untuk dikuasai para portir bandara.

Peta & Citra Satelit

Bandara Jayapura

Bandara Sentani - Sentani Airport
Bandara Kelas I - Utama
Jl. Yabaso No. 76
Kelurahhann Sentani Kota
Distrik Sentani - 99352
Kabupatan Jayapura
Papua

Tel: 0967-591168, 591107
Fax: 0967-591132