Kantor Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor

Bupati Bogor Rachmat Yasin sudah diringkus KPK. Jajaran direksi PT Bukit Jonggol Asri pun, yang diduga jadi mitra korupsinya, sudah mulai diperiksa. Camat Jonggol bakal terseret juga? Entahlah. Yang jelas, ketika Rachmat Yasin menghadiri 'rapat minggon' di alun-alun Jonggol Februari lalu, ia diberondong gugatan seputar masalah klasik dan kasat mata di wilayah timur Bogor ini: jalan rusak parah. Akhir bulan lalu, sebelum Yasin ditangkap, kecamatan tetangganya, Cileungsi, juga bersiap mengutarakan hal serupa. Sayang, Yasin batal datang ke acara 'Saba Desa' atau Jumling (Jum'at Keliling) di Desa Mampir, Cileungsi.

Persoalan jalan yang rusak parah memang merupakan masalah klasik di wilayah yang sudah lama digadang untuk memisahkan diri menjadi Kabupaten Bogor Timur ini. Karena itu, Februari 2014, ketika Rachamat Yasin menghadiri Boling (Rebo Keliling), yang merupakan rapat mingguan di Kecamatan Jonggol, Camat Jonggol Renaldi Yushab Fiansyah pun mengutarakan aspirasai warganya soal jalan yang rusak. Yang dipersoalkan adalah jalan yang menghubungkan Desa Sukasirna, Jonggol, dengan Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Di sisi Cibarusah, jalan sudah dibeton oleh Proyek Otorita Jatiluhur (POJ). Sementara di sisi Jonggol masih hancur lebur.

Mengapa bukan camat Jonggol sendiri yang berinisiatif memperbaiki jalan itu? Tak tahulah. Mungkin karena Pak Camat sedang memikirkan rencana renovasi kantornya sendiri, yang dianggapnya sudah uzur. Namun, Maret 2014 lalu, niatan itu mendapat tentangan keras dari warga Jonggol. Alasannya, selain karena kantor camat dinilai masih bagus, renovasi itu tidak ada gunanya karena lokasi kantor camat dinilai tidak strategis.

Kantor Camat Jonggol dulunya sih strategis. Bergaya klasik, Kantor Camat berada di kawasan alun-alun Jonggol, bersama-sama dengan Koramil Jonggol dan juga Polsek Jonggol. Klenteng Shia Jin Kong pun juga berada di sana. Namun, sejak Presiden Soeharto dulu menghembuskan kabar Jonggol bakal jadi ibukota Indonesia, komplek kecamatan Jonggol --yang tak berada di pinggir jalan nasional lintas Cileungsi-Jonggol-Cianjur--dinilai tak layak lagi. Upaya penataan pun dulu sudah mulai dilakukan. Pasar Jonggol --yang dulu berada di dekat alun-alun-- sudah dipindah ke pinggiran jalan nasional. Yang lain niatnya menyusul, tapi tak terwujud sampai sekarang, seiring meredupnya wacana Jonggol menjadi ibukota Indonesia. Sementara Pasar Jonggol yang lama tak jadi dibubarkan, tetap eksis, dan dikenal sebagai Pasar Jonggol Lama.

Adapun soal kisruh PT Bukit Jonggol Asri dan kawasan Sentul yang sekarang menyeret Rachmat Yasin, boleh jadi takkan merembet ke Jonggol versi sekarang. Soalnya, tanah atau area yang dimiliki PT Bukit Jonggol Asri yang menyambung dengan Sentul, sekarang tak lagi menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Jonggol. Wilayah itu, wilayah barat Jonggol, sepeninggal Soeharto, dimekarkan menjadi kecamatan tersendiri: Kecamatan Sukamakmur. Presiden BJ Habibie meneken pembentukannya lewat PP No. 48 tahun 1999.