Pura Luhur Ulun Danu, Bedugul

Pura Luhur Ulun Danu di Bedugul, Kabupaten Tabanan, bagai noktah kecil di tepian barat Danau Bratan. Danau jelmaan caldera Gunung Catur yang kini sudah tidak aktif itu berukuran panjang 2,3 km dan lebar 2 km. Sementara area Pura Ulundanu mungkin tak lebih dari 50 x 50 meter per segi. Namun kalau ditotal bersama seluruh pura yang ada, 4 pura lain selain Pura Ulundanu sebagai pura utama, luasnya ya lumayan besar juga.

Meski kecil, Pura Luhur Ulun Danu menempati posisi kedua terpenting dalam ritual Hindu di Bali, setelah Pura Besakih. Pura Ulun Danu --yang bermakna gerbang danau-- dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Dewi Sri: dewi perlambang kesuburan dan kemakmuran.

Pura Luhur Ulun Danu, menurut Babad Mengwi, sudah hadir sejak tahun 1634, dibangun oleh I Gusti Agung Putu, pendiri kerajaan Mengwi. Namun lokasi puranya sendiri, berdasar temuan arkeologis berupa sarkofagsu dan teras batu --yang bisa disaksikan wisatawan yang bertandan ke sana-- sudah dipakai sebagai tempat ritual keagamaan sejak jaman megalitikum: 500 tahun sebelum masehi, mirip peninggalan batu-batu megalitiku di Nias sana.