favehotel Olo Padang, Kota Padang

Asril dan Asrul. Keduanya abang-adik dan sama-sama pernah jadi pemain klub sepakbola PSP Padang. Asril, atau sekarang biasa dipanggil Asril Etek, sudah dikenal sebagai pengusaha sukses di Kota Padang, termasuk dalam bisnis perhotelan. Adiknya, Asrul, atau lengkapnya Asrul Adang, sejak 1996 dikenal sebagai pemilik PT Kurnia Abadi Padang, perusahaan yang berbisnis tiang listrik. Pada 2014, perusahaan ini mengurus izin lingkungan untuk sebuah hotel. Tak perlu lama, perusahaan Asrul lantas dikenal sebagai pemilik favehotel Olo Padang, yang beroperasi mulai 18 Agustus 2016.

Asrul banting setir atau memperluas usaha? Tak tahu. Yang pasti, profil perusahaannya sebagai suplaier tiang listrik dan peralatan jaringan listrik masih mudah dijumpai di dunia maya, antara lain di Indotrading.com. Adapun kesibukannya mengurus izin lingkungan hotel (UKL-UPL) bisa disimak di Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2014 yang diterbitkan Bapedalda Provinsi Sumatera Barat. Dan kalau mau lihat Google Street View, PT Katama Surya Bumi sudah terlihat mengerjakan pondasi hotel yang berada di Kota Padang ini pada Agustus 2015. Pada akhir tahun, sosok konstruksi bangunan hotel sudah terlihat tinggi.

Tanpa perlu menunggu bangunan hotel rampung 100 persen, pada 18 Agustus 2016, hotel di Kota Padang ini mulai melakukan soft-opening. Dua hari kemudian, barulah Asrul Adang mengundang wartawan untuk datang ke hotel dan memperkenalkan hotel barunya. Pada kesempatan itu, Asrul Adang ditemani abangnya, Asril Etek, Ketua KONI Kota Padang Agus Suardi, dan GM favehotel Olo Padang Oky Andri. Resminya, nama hotel ini memang 'favehotel Olo Padang', yang kata favehotel-nya ditulis dengan huruf kecil. Meski begitu, banyak orang lebih suka menulisnya sebagai Fave Hotel. Adapun kata Olo pada nama hotel berasal dari nama kelurahan tempatnya berada: Kelurahan Olo, Kecamatan Padang Barat. Lokasinya pun berada di Jalan Belakang Olo, jalan yang berujung di pantai barat Kota Padang. Lokasi hotel ini persis berseberangan dengan Djakarta Hotel, hotel lawas yang sama-sama berbintang 2.

favehotel Olo Padang hadir sebagai hotel bintang 2 (plus), setinggi 7 lantai, dan punya 75 kamar. Namun saat mulai beroperasi, lantai 7 --yang bakal jadi ruang bagi 22 kamar hotel-- masih dalam tahap pengerjaan. Walhasil yang saat pembukaan sudah beroperasi baru 53 kamar. Yang saat itu juga belum hadir adalah kolam renang, yang rencananya akan dibangun di lantai 1. Kehadiran kolam renang, menurut Oky Andri, tidak menjadi syarat yang ditetapkan Archipelago International, perusahaan management hotel yang jadi pemegang merek favehotel. Pada bulan September, barulah Archipelago International melakukan grand-opening dan menjadikan favehotel Olo Padang sebagai hotel berlabel favehotel yang ke-45.

Setelah dua bulan beroperasi, pada Oktober 2016 GM Oky Andri bercerita kalau minat orang untuk menginap di favehotel Olo Padang terbilang tinggi. ''Alhamdulillah, tingkat hu­nian hotel kami rata-rata 85 persen sejak awal peluncuran pada 18 Agustus,'' kata Oky Andri, seraya bilang kalau 22 kamar di lantai 7 masih terus dibangun. Tak lupa ia bercerita soal dua ruang pertemuan yang ada di hotel, yang berkapasitas 80 dan 120 orang. Tentang kamar hotel, ia bilang kalau hotel yang dilengkapi CCTV di 31 titik ini hanya punya dua macam kamar: kamar standar (ukuran 18 meter persegi) dan suite (36 meter persegi dan hanya ada 2 suite). Harga kamarnya berkisar antara Rp 400 ribu sampai Rp 800 ribu, sudah termasuk sarapan. Adapun sekarang, kalau mau hemat, silakan mampir ke berbagai website reservasi hotel, yang banyak menawarkan kamarnya mulai dari harga Rp 320 ribu tanpa sarapan.

Laris-manis-kah favehotel Olo Padang? Kelihatannya begitu. Buktinya, pada Januari 2018, PT Kurnia Abadi Padang bisa membayar zakat berupa 1,5 ton beras dan 10 kg rendang, yang disalurkan lewat Baznas Kota Padang. Juga, Asrul Adang saat itu menyerahkan uang tunai Rp 10 juta sebagai zakat penghasilan favehotel Olo Padang.