//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Lompat Batu, Fahombo, dan Bawomataluo

Senin, 14 Februari 2011 21:59:58
photo: Syofyan Guci

Mendengar kata 'Lompat Batu' pastilah orang langsung ingat Nias. Kalau mau lebih spesifik lagi, Lompat Batu yang 'asli' Desa Bawomataluo, sebuah desa di puncak bukit yang ada di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan. Lokasi desa yang bagaikan landasan pacu pesawat di atas bukit ini --permukaannya rata dilapisi batu-- hanya 15 kilometer dari Teluk Dalam, ibu kota Nias Selatan. Luasnya mencapai 5 hektar dan berada di ketinggian 270 meter dari permukaan laut.

Pernah menjadi ilustrasi uang kertas Rp 1.000, Lompat Batu atau Fahombo --istilah bahasa setempat-- kembali mencuat namanya pada 2009. Pasalnya, Departemen Pariwisata mengajukan Desa Bawomataluo --bersama Ubud, Tanah Toraja, dan Trowulan-- ke Unesco untuk dijadikan 'World Heritage'. Sayang, Bawomataluo, lompat batu, ratusan rumah tradisional warisan abad ke-18, dan berbagai artifak warisan zaman megalitikumnya hanya sampai 'tentative list' saja. Tak masuk nominasi.

Masih ada satu desa lagi di Nias Selatan yang mirip dengan Bawomataluo. Yakni desa Hilisimaetano, yang jaraknya sekitar 22 kilometer dari Teluk Dalam. Meski kalah populer dari Bawomataluo, Hilisimaetano tetap masuk dalam obyek wisata yang dijagokan Pemkab Nias Selatan maupun Pemprov sumatera Utara.

Peta & Citra Satelit

Teluk Dalam

Desa Bawomataluo
Kecamatan Fanayama
Kabupaten Nias Selatan
Provinsi Sumatera Utara

Legenda:
B = Desa Bawomataluo
H = Desa Hilisimaetano
T = Teluk Dalam
S = Pantai Sorake
L = Pantai Lagundry

Teluk Dalam, ibukota Nias Selatan, bisa dicapai dengan jalan darat dari Gunung Sitoli, ibu kota Nias. Jaraknya sekitar 90 kilometer.

Gereja di Puncak Bukit

Bawomatulo memang menyimpan warisan budaya dan tradisi animisme dari zaman Megalitikum 300 tahun yang lampau. Namun kini, mayoritas warganya mengantu agama Kristen Protestan. Salah satu gereja antik yang ada di sana bahkan sudah dibangun sejak awal 1900-an.

Surga Surfing

Nias Selatan, sebagaimana tetangganya Pulau Mentawai, juga merupakan surga bagi para peselancar. Lokasi favorit penggemar surfing adalah perairan Teluk Dalam dan --yang lebih ganas lagi-- Sorake. Adapun bagi peselancar penggembira, atau yang lebih mengutamakan menikmati keindahan pantai, Pantai Lagundri yang biasanya menjadi pilihan.