//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Terminal Bus Giwangan, Yogyakarta

Sabtu, 19 April 2014 14:58:02
photo: cholis/indoplaces

Terminal Penumpang Yogyakarta. Itu nama resmi yang terpampang di tembok depan terminal. Nama populernya: Terminal Bus Giwangan. Atau, kalau dalam logat Jawa, Terminal ngGiwangan: ada dengung 'ng' sebelum melafalkan kata Giwangan. Nama ini sesuai lokasinya yang berada di Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Dibangun pada 2002 dan beroperasi tahun 2004, terminal ini merupakan proyek BOT (built, operate, and transfer) antara PT Perwita Karya dengan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, untuk jangka waktu 30 tahun.

Terminal Giwangan dibangun bertingkat di atas lahan seluas 5,8 hektar di tepi Jalan Ring Road Selatan (Lingkar Selatan) Kota Yogyakarta. Jalan masuk terminal lumayan hijau dengan deretan pohon tinggi. Bus yang datang langsung menuju lantai bawah atau basement tempat menurunkan penumpang. Area bawah tanah ini dipenuhi beragai toko dan pedagang eceran. Selanjutnya, penumpang naik ke tangga menuju lantai atas untuk keluar terminal atau berganti bus lain. Untuk yang urusan terakhir ini, suasana terminal keberangkatan tak beda dengan umumnya terminal lain. Bus dikelompokkan di sana-sini sesuai trayeknya. Meski banyak rambu petunjuk, toh tetap saja terminal ini membingungkan.

Soal tidak nyamannya Terminal Penumpang Yogyakarta, BPK Perwakilan Yogyakarta pun sepakat. Maret lalu BPK mengeluarkan hasil auditnya dan menyimpulkan terminal ini masih tidak efektif. Rinciannya: terminal kurang bersih; ruang tunggu penumpang di lantai atas tidak berfungsi; banyak bus antar-kota yang tidak masuk terminal Giwangan, dan lebih suka ke Terminal Jombor; kios-kios terminal kurang laku; dan masih banyak lagi.

Soal kios yang sepi, karena arus penumpang yang juga sepi, memang sering dibicarakan. Pihak UPT Terminal Giwangan sendiri mengakui, hingga Januari 2014, dari 572 lapak yang ada, hanya 288 lapak saja yang telah disewa. Dari jumlah itu, hanya 170 lapak yang aktif berjualan, sedangkan sisanya, 118 lapak, dibiarkan tutup. Lebih detail lagi, dari kios yang buka itu pun sebagian besar adalah kios agen tiket bus. Karenanya, koran Kedaulatan Rakyat pun tanpa sungkan menuliskan judul: Kios Mangkrak, Terminal Giwangan Makin Horor.

Terminal Giwangan merupakan pengganti terminal bus antar-kota terdahulu: Terminal Umbulharjo. Berada di wilayah yang sama, Kecamatan Umbulharjo, terminal bermuka dua ini berada di Jl. Veteran dan Jl. Perintis Kemerdekaan, agak ke pusat kota, di sebelah utara Terminal Giwangan. Kawasan bekas Terminal Umbulharjo sekarang sudah disulap menjadi XT Square, singkatan dari eks-terminal square. XT Square itu tak lain adalah PSK Yogyakarta, singkatan dari Pasar Seni dan Kerajinan Yogyakarta. Ketika dibangun, XT Square diselimuti potensi kerugian negara sebesar Rp 2,4 miliar. Resmi beoperasi pada Desember 2012, XT Square sampai sekarang konon masih menjadi barang asing bagi masyarakat Yogyakarta: sepi.

Peta & Citra Satelit

Terminal Penumpang Yogyakarta

Terminal Penumpang Yogyakarta
aka Terminal Bus Giwangan
Jl. Lingkar Selatan dan Jl. Imogiri
Kelurahan Giwangan
Kecamatan Umbulharjo
Kota Yogyakarta
DI Yogyakarta


Link:
Pemerintah Kota Yogyakarta - www.jogjakota.go.id
PT Perwita Karya - www.perwita-karya.com

By dan Bye PT Periwta Karya

Terminal Giwangan, seperti disebut tadi, dibangun dengan pola built, operate, and transfer (BOT) by atau oleh PT Perwita Karya, untuk jangka waktu 30 tahun. Tapi, apa mau dikata, baru 5 tahun berjalan, Pemkot Yogya memutuskan good bye dengan mitranya itu karena sama-sama merasa tidak menguntungkan. Walhasil, mulai 20 Maret 2009, pengelolaan terminal diambil alih secara baik-baik Pemkot Yogyakarta. Salah satu dasar pengalihan adalah karena PT Perwita Karya tak berhasil membangun mall atau pusat perbelanjaan di kawasan terminal. Juga, dari total 555 unit kios yang ada, hanya 205 yang terjual (40 persen).

Mitra Swasta Giwangan

Bagi Terminal Bus Giwangan, kegagalan kemitraan dengan PT Perwita Karya bukanlah kegagalan pertama. Sebelumnya, dua perusahaan lain sudah pernah jadi mitra yang gagal pula: PT Obor Mas (1998) dan PT Gugus Rimbarta (1999-2002). Yang unik, saat bermitra dengan PT Perwita Karya (2002-2009), Pemkot Yogyakarta menyerahkan sertifikat tanah terminal untuk dijadikan modal kerja bagi mitra swastanya itu.

Masjid Al-Hidayah

Terminal Giwangan sudah dilengkapi dengan masjid sendiri: Masjid Al-Hidayah. Tak seberapa besar, Masjid Al-Hidayah ini berada di jalan masuk bus ke jalur basement untuk menurunkan penumpang. Jalur masuk bus dan Masjid ini berada di sisi barat terminal, di Jalan Imogiri.

Kuburan Sesepuh Giwangan

Hal lain yang menarik di Terminal Giwangan adalah terminal ini juga 'dilengkapi' dengan kuburan. Tapi tentu saja kuburan atau pemakaman yang berada di bangian tengah terminal ini bukan dibangun mitra kerja swastanya. Melainkan, pemakaman yang sudah lama ada, yang tidak mungkin dipindah karena merupakan makam para sesepuh desa Giwangan. Makam ini dulu berupa gerumbul yang dikelilingi persawahan. Area sawah inilah yang kemudian menjadi kawasan terminal.