TEMPO.CO, Bandung - Irvan Rivano Muchtar, yang resmi menjabat sebagai Bupati Cianjur, hari ini menyatakan akan memberlakukan moratorium terhadap semua perizinan bagi pasar modern dan industri di wilayahnya. “Langkah pertama, kami akan membuat moratorium perizinan yang berkaitan dengan alih fungsi lahan. Nanti akan dikaji sejauh mana kebutuhan lapangan pekerjaan tidak mengganggu hasil produksi pertanian,” katanya selepas dilantik oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di gedung Sate, Bandung, Rabu, 18 Mei 2016.
Irvan mengatakan moratorium perizinan akan dilakukan hingga revisi Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Cianjur disahkan pemerintah provinsi. Perda revisi tata ruang yang sudah disetujui DPRD Cianjur saat ini dikembalikan kepada pemerintah Cianjur. “Kemarin ditolak, tapi kami akan mengajukan ulang. Dari provinsi harus ada perbaikan-perbaikan,” ucapnya.
Menurut Irvan, perbaikan itu meliputi sejumlah lahan yang diminta tidak dijadikan kawasan industri. Dia mencontohkan kawasan Mande, yang diplot dalam rancangan tata ruang, yang baru menjadi kawasan industri, ditolak gara-gara ada irigasi teknis. Saat ini mayoritas daerah tersebut merupakan kawasan pertanian, yakni 38 persen, sementara kawasan industri belum terlalu besar.
Irvan mengatakan kebijakan untuk kawasan Puncak di wilayah Ciajur diproyeksikan untuk pengembangan wisata. “Tidak boleh ada pengembangan yang terlalu besar karena daerah resapan air,” katanya.
Di kawasan itu, dia mengaku akan melanjutkan rencana yang sudah dirintis bupati sebelumnya, yakni membuat jalur wisata kereta gantung. Rencana itu tengah disodorkan kepada pemerintah pusat. “Mudah-mudahan itu terealisasi, mulai Ciloto hingga wisata terapung di daerah Jalari Mande,” kata Irvan.
Sejumlah kebijakan tengah disiapkan di awal masa pemerintahannya bersama Wakil Bupati Herman Suherman. Kebijakan itu meliputi rencana pengembangan infrastruktur yang dijanjikan tetap berwawasan lingkungan. “Kami akan mengalokasikan dana pembangunan sekitar 50 persen untuk infrastruktur yang berwawasan lingkungan,” tutur Irvan.
Irvan mengatakan akan menerbitkan aturan yang mewajibkan warga mengaji dan salat subuh berjamaah. “Saya akan meluncurkan program wajib mengaji dan salat subuh berjamaah. Itu pernah dilakukan di Turki oleh Presiden Erdogan waktu krisis ekonomi. Dan dalam waktu 8 bulan, (mereka) bisa keluar dari krisis kemiskinan,” katanya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melantik Irvan dan wakilnya, Herman Suherman, menjadi Bupati dan Wakil Bupati Cianjur. Mereka menang dalam pemilihan kepala daerah serentak pada 2015. Pasangan itu menggantikan bupati dan wakil bupati sebelumnya, Tjetjep Muchtar Soleh dan Suranto. Pelantikan dihadiri Ketua DPD Partai Golkar Dedi Mulyadi.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan, meminta sejumlah hal kepada pasangan pemimpin daerah itu. “Bekerja keras melayani publik, hadirkan birokrasi yang bersih, reformasi birokrasi yang mengutamakan pelayanan rakyat dan pelayanan publik, serta membuat program kerja yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya selepas melantik pasangan itu di Bandung, Rabu, 18 Mei 2016.
Dia meminta pasangan itu memprioritaskan program pendidikan, pelayanan kesehatan, serta perbaikan infrastruktur untuk mendorong perekonomian wilayah. “Kemudian fokus juga di urusan pertanian karena Cianjur itu unik. Sebanyak 38 persen PDRB (produk domestik regional bruto) berasal dari sektor pertanian. Di tempat lain, rata-rata di bawah 20 persen. Jawa Barat saja PDRB sektor pertaniannya hanya 7-15 persen,” kata Aher.
AHMAD FIKRI