Dahlan Tunjuk 3 Anak Papua Resmikan Proyek Pabrik Sagu Rp 120 M di Sorong

Dahlan Tunjuk 3 Anak Papua Resmikan Proyek Pabrik Sagu Rp 120 M di Sorong

- detikFinance
Jumat, 27 Sep 2013 10:03 WIB
Foto: Dahlan Iskan (dok.detikFinance)
Sorong - Sebanyak 3 anak asal Papua yang berprestasi, ditunjuk Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan pembangunan pabrik sagu di Distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat.

Anak-anak ini diminta memotong pita tanda meresmikan lokasi pabrik sagu. Harusnya peresmian ini dilakukan oleh Dahlan, namun dia menolak.

"Saya mau anak-anak yang pintar-pintar. Silakan dipilih. Nanti yang buka selubung. Anak-anak yang pandai," ucap Dahlan di Distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat, Jumat (27/9/2013).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dahlan hanya menyaksikan pemotongan pita tersebut. Dalam acara itu, Dahlan yang didampingi Bupati Sorong Selatan Otto Ihalauw, Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto, perwakilan tokoh adat, dan pejabat TNI/Polri.

"Menteri buka selubung biasa. Ini masa depan mereka, anak-anak, Papua dan Indonesia," sebutnya.

Pabrik sagu ini nantinya mulai dibangun awal Oktober 2013. Proses pembangun memakan waktu 1 tahun. Kapasitas pabrik nantinya mencapai 30.000 ton per tahun.

Pabrik sagu ini dibangun oleh Perum Perhutani dengan nilai Rp 120 miliar. Lokasi pabrik ini di Distrik Kais Kabupaten Sorong Selatan. Proses pemancangan tiang pertama kontruksi pabrik sagu ini rencananya dimulai Oktober 2013.

"Groundbreaking bulan depan. Harus ada traktor. Karena ke sini mau lihat lokasi di mana sih? Lihat tapaknya seperti apa," ucap Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto.

Menurut rencana, pabrik ini mulai beroperasi di 2014. Per tahun, pabrik ini mampu memproduksi hingga 30.000 ton tepung sagu. Perhutani memperoleh konsesi lahan pohon sagu mencapai 16.000 hektar di sekitar pabrik.

"Ini dapat izin areal dinas kabupaten sekitas 16.000 hektar. Mungkin yang efektif untuk potensi sagu 10.000 hektar-11.000 hektar," jelasnya.

Untuk pembangunan pabrik ini, Perhutani menggandeng BUMN seperti PT PLN (Persero) dan PT Barata (Persero). PLN akan membangun pembangkit listrik untuk memasok listrik sedangkan Barata membangun pabrik sagu.

"Ini proyek merah putih. BUMN turun tangan. Karena sangat mahal. Perusahaan nggak boleh rugi," jelas Bambang.

Nantinya listrik pembangkit milik PLN juga dijual secara komersial. Bahan baku pembangki listrik diambil dari kulit pohon sagu. Sementara untuk membangun pabrik, Perhutani mengucurkan dana mencapai Rp 120 miliar. Sebanyak 30% diambil dari modal sendiri dan sisanya perbankan.

"Rencana membangun pabrik Rp 100 miliar-Rp 120 miliar itu untuk pabrik dan belum pembangkit listrik. Karena itu dibangun oleh PLN," katanya.

Pembangunan pabrik sagu ini merupakan salah satu strategi BUMN menjaga ketahanan pangan nasional. Nantinya pabrik sagu ini bakal memproduksi tepung sagu dan produk turunan. Produk ini bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia termasuk Papua.

"Dalam rangka ketahanan pangan. Orang Papua di lumbung sagu makannya beras. Potensi 1,2 juta hektar paling banyak. Belum dimanfaatkan maksimal," sebut Bambang.

(feb/dnl)