//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Bandara Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud

Minggu, 05 Mei 2019 13:07:52
photo: bandara melonguane / suhandri lariwu / google maps

Kabupaten Kepulauan Talaud kedatangan tokoh baru. Pengganti Bupati Sri Wahyumi Manalip yang ditangkap KPK? Bukan. Sosok baru itu adalah Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Agustiawan Umar. Dua hari yang lalu, Jumat 3 Mei 2019, dengan menumpang Wings Air ATR 72-600, ia tiba Bandara Melonguane, bandara di kota Melonguane, ibukota Kabupaten Kepulauan Talaud. Uniknya, begitu turun dari pesawat dan menjejakkan kaki di bumi Kepulauan Talaud, ia langsung bersujud dan mencium aspal landasan. Bersyukur karena kejaksaan tak harus repot menangkap bupati yang jadi tersangka korupsi? Ternyata bukan.

Agustiawan Umar memang baru menjabat sebagai kepala Kajari Kepulauan Talaud. Ia dilantik tanggal 25 April 2019 di Manado, menggantikan Sutikno yang kini dimutasi menjadi Kabag Tata Usaha di Sekretariat Jampidsus Kejaksaan Agung RI di Jakarta. Adapun Agustiawan Umar sebelumnya menjabat sebagai Koordinator Intelejen di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara. Kedatangannya di Bandara Melonguane disambut upacara adat dan dihadiri para petinggi kejaksaan setempat, serta Sekda Kepulauan Talaud Adolf Binilang dan para pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud.

Ketika ditanya mengapa ia bersujud di kaki tangga pesawat, Kepala Kejati Kepulauan Talaud Agustiawan Umar bilang itu merupakan penghormatan kepada masyarakat Kepulauan Talaud. ''Saya melakukan hal tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud. Semoga saya dan keluarga dapat diterima dengan baik oleh warga didaerah ini, dan juga semoga tugas saya selama di Talaud bisa berjalan dengan baik,'' kata Agustiawan Umar. Dengan kata lain, tak ada sangkut pautnya dengan tugas menangkap bupati setempat, seperti yang pada 20 Juli 2010 dilakukan Kejati Sulut terhadap Bupati Elly Engelbert Lasut: tokoh yang keluar sebagai pemenang pilkda Juni 2018 dan yang pada Juli 2019 mendatang akan dilantik menjadi bupati Kepulauan Talaud, untuk yang ketiga kalinya.

Pejabat baru di Kepulauan Talaud buka cuma kepala kejaksaan. Bandara Melonguane pun sekarang dipimpin pejabat baru. Pada 22 Februari 2019, berlangsung serah terima jabatan dari Kepala Bandara Melonguane Fanani Zuhri, yang pindah tugas jadi Kepala Unit Bandara Kelas III Raja Haji Abdullah Karimun, kepada kepala bandara yang baru, Saptono S. Sos. Pada perhelatan ini, tokoh yang pada 30 April 2019 dipaksa terbang ke Manado pun ikut hadir: Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyumi Manalip.

Bandara Melonguane merupakan bandara utama Kabupaten Talaud dan berada di Melonguane, kecamatan yang jadi ibukota Kepulauan Talaud. Bandara ini terbilang dekat jaraknya dari kantor bupati, dan Bupati Sri Wahyumi Manalip pun dulu biasa berjalan kaki dari bandara ---dengan diiringi pendukunganya-- ke kantor bupati. Jika ditarik garis lurus, jarak dari bandara ke kantor bupati hanya 700 meteran. Tapi kalau lewat jalan raya yang normal, jaraknya sekitar 1,5 kilometer. Selaia Bandara Melonguane, Kepulauan Talaud punya satu bandara lagi, Bandara Miangas. Diresmikan Presiden Jokowi pada 19 Oktober 2016, bandara di Pulau Miangas ini, jauh di sebelah utara Bandara Melonguane (172 kilomter) dan amat dekat dengan negara tetangga Filipina, alias di pulau terluar Indonesia, sekarang lebih banyak didarati burung ketimbang pesawat.

Memiliki landasan sepanjang 1.600 meter, Bandara Melonguane bisa didarati pesawat sekelas Dornier 328 dan ATR 72-600 (70 penumpang). Maskapai yang setiap hari terbang dari Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado (MDC) ke Bandara Melonguane (MNA) (335 kilometer) adalah Wings Air, dengan tarif Rp 400 ribuan. Ketika Bandara Miangas (MKF) baru beroperasi, Wings Air juga sudah pernah mendapatkan izin untuk terbang ke Miangas, setelah lebih dulu singgah di Melonguane. Garuda Indonesia pernah berniat melayani rute ini mulai Maret 2015, namun akhirnya tak pernah terlaksana.

Bandara Melonguane, yang dikelola Kementerian Perhubungan dan tidak menjadi Pangkalan Udara TNI-AU, terbilang ramai. Data lama menunjukkan: pada 2010 jumlah pesawat yang datang dan pergi ke bandara Melonguane ini mencapai 278 pesawat; 2011 (270 pesawat), 2012, 2012 (305 pesawat), 2013 (301 pesawat), dan 2014 (407 pesawat). Kesibukan penerbangan itu juga disertai dengan peningkatan dan perluasan bandara. Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang pada Februari 2015 pernah meninjau langsung progres pengembangan bandara, saat landasannya masih 1.400 meter. Ia diberitahu kalau pada 2014 Pemkab Kepualauan Talaud telah mengucurkan dana Rp 1,5 miliar untuk penambahan lahan bandara seluas 22.000 meter (2 hektar). Pada tahun 2015 itu dikucurkan dana lebih besar lagi, Rp 3,9 miliar, untuk membeli lagi lahan seluas 56.000 meter persegi. Rencananya, pada 2016 baru akan dilakukan pekerjaan land clearing dan pada 2017 dimulai pekerjaan konstruksi berbagai fasilitas bandara.

Peta & Citra Satelit

Bandara Kepulauan Talaud

Bandara Meloungane - MNA
Kompleks Bandar Udara Melonguane
Kelurahan Melonguane
Kecamatan Melonguane
Kabupaten Kepulauan Talaud
Sulawesi Utara