The Shalimar, Klojen, Kota Malang

The Shalimar merupakan nama baru bagi The Graha Cakra Hotel. Saat masih memakai nama lama, hotel yang menempati bangunan warisan Belanda buatan 1933 ini, yang dulu dipakai Society of Freemasons, berstatus hotel bintang 4. Sekarang, atau sejak 10 Desember 2015, dengan mengusung label The Shalimar Boutique Hotel, kelasnya naik menjadi hotel bintang 5. Kembarannya di Denpasar, The Graha Cakra Hotel, sekarang juga sudah berganti nama menjadi The Cakra Hotel. Sebelum berubah fungsi menjadi hotel, pada 1964 gedung antik ini pernah dipakai menjadi kantor pusat RRI Malang.

Bangunan eks-Freemasons ini, yang bergaya arsitektur art-deco dan tergolong bangunan cagar budaya, mulai menjalani riwayatnya sebagai hotel pada 1993. Pada tahun itu banguannya mulai direnovasi dan dialihfungsikan menjadi bangunan hotel, dan rampung pada 1994. Maka, pada 21 Januari 2015, hadirlah hotel bernama Malang Inn. Berjalan setahun, berlaku larangan memakai nama asing. Walhasil, mulai awal 2006, Malang Inn berganti nama menjadi Graha Cakra. Atau tepatnya, The Graha Cakra Malang. Soalnya di saat yang sama hadir pula saudara kembarnya, The Graha Cakra Bali, di Kota Denpasar. Sekarang kembarannya itu pun sudah salin nama menjadi The Cakra Hotel.

Bangunan The Shalimar Hotel yang sekarang adalah hasil perluasan. Bangunan asli warisan Belanda dipakai sebagai lobby, Hemel Restaurant (dulu Restoran Cendrawasih di era The Graha Cakra), The Tjakra Hall (Chandra Kirana Hall), dan sejumlah kamar hotel. Sebagai perluasan, dibangun pula gedung sayap tambahan untuk dijadikan kamar tamu hotel. Total kamar yang ada di hotel butik ini sekarang hanya 44 kamar. Semasa The Graha Cakra, jumlah kamarnya ada 55 kamar. Kamar dikurangi karena diperlukan ruang untuk perpustakaan, ruang rapat, business center, dan gym. Kelas kamarnya: Deluxe (28 meter persegi), Executive (36 meter persegi), Royal Suite (56 meter persegi), dan --yang baru ada di hotel versi sekarang-- Presiden Suite (92 meter persegi).