Kuala Pembuang, Kalteng, (ANTARA News) - Layanan penerbangan perintis di Bandara Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, terhenti sementara karena menunggu proses lelang.

Kepala Bandara Kuala Pembuang Harianto di Kuala Pembuang, Jumat, mengatakan layanan penerbangan perintis itu sudah terhenti sejak Desember 2016 lalu.

"Karena penerbangan perintis disubsidi pemerintah, sehingga kita masih menunggu proses lelang dengan maskapai, jika prosesnya selesai baru penerbangan untuk tahun anggaran 2017 ini bisa dimulai kembali," katanya.

Ia menjelaskan, meski layanan penerbangan masih menunggu proses lelang selesai, namun secara umum jadwal dan rute penerbangan di Bandara Kuala Pembuang tidak akan berubah dari tahun sebelumnya.

Bandara Kuala Pembuang tetap akan melayani rute penerbangan pulang pergi Kuala Pembuang-Palangka Raya dan Kuala Pembuang-Banjarmasin, dengan masing-masing jadwal penerbangan sebanyak tiga kali seminggu.

Baca juga: (Bulog gelar operasi pasar di Kuala Pembuang)

"Penerbangan ke Banjarmasin akan tetap ada, karena untuk rute ini peminatnya cukup tinggi," katanya.

Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, pengguna jasa penerbangan yang berangkat melalui Bandara Kuala Pembuang telah mengalami peningkatan. Khususnya untuk rute penerbangan Kuala Pembuang-Banjarmasin rata-rata jumlah penumpang hingga 80 persen.

Berdasarkan seat atau tempat duduk yang ada, pengguna jasa penerbangan rute Kuala Pembuang-Banjarmasin melalui bandara di Kalteng yang memiliki titik terdekat dengan Pulau Jawa itu didominasi oleh pengusaha lokal, pedagang, pegawai negeri sipil hingga anak sekolah.

Diperkirakan pertumbuhan jumlah penumpang di Bandara Kuala Pembuang akan terus mengalami peningkatan dengan semakin baiknya infrastruktur jalan akses yang menghubungkan Kuala Pembuang dengan kecamatan di hulu Seruyan.

"Kalau jalan ke berbagai wilayah kecamatan sudah terhubung, termasuk nanti beroperasinya Pelabuhan Samudera Teluk Segintung maka kita yakin penumpang bisa lebih ramai," katanya.

Pewarta: Fahrian Adriannoor
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017