Jumat, 29 Maret 2024

Bupati Lingga Tawarkan Ratusan Pulau Kosong untuk Peternakan Sapi

Ratusan pulau kosong di daerahnya untuk dijadikan kawasan agribisnis peternakan sapi

Penulis: Hendra Gunawan
Istimewa
Bupati Lingga, Kepulauan Riau, H. Alias Wello ikut turun ke sawah untuk menyemangati masyarakat Desa Sungai Besar, Kecamatan Lingga Utara saat panen padi perdana, Selasa, (12/7/2016) lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Target Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia swasembada daging sapi pada 10 tahun mendatang, bukanlah hal yang mustahil dicapai jika semua pihak punya kesungguhan membangun agribisnis peternakan sapi di daerahnya masing - masing.

“Buktinya, beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Lampung dan Sulawesi Selatan (Sulsel) bisa menjadi pemasok daging sapi untuk daerah lainnya. Semua itu bisa terjadi karena adanya kesungguhan,” ungkap Bupati Lingga, Kepulauan Riau, H. Alias Wello di Jakarta, Rabu, (27/7/2016).

Untuk mewujudkan swasembada daging sapi itu, Awe sapaan akrab Bupati Lingga ini, menawarkan ratusan pulau kosong di daerahnya untuk dijadikan kawasan agribisnis peternakan sapi.

Selain bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat, membangun agribisnis peternakan di pulau – pulau kosong itu juga bisa menghindari terjadinya pencaplokan dari pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Kabupaten Lingga itu punya 604 pulau kecil dan besar. Ada sekitar 500 pulau masih kosong, tak berpenghuni. Padahal, pulau – pulau kosong ini sangat potensial dijadikan kawasan agribisnis peternakan sapi,” katanya.

Awe menceritakan bagaimana tingkat kesulitan Provinsi Kepulauan Riau, khususnya Kabupaten Lingga dalam pemenuhan bahan pangan pada waktu – waktu tertentu. Misalnya, menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, semua bahan pangan, khususnya beras dan daging sapi harus didatangkan daerah dan negara lain.

“Lingga itu tidak pernah diperhitungkan sebagai daerah pertanian. Karena sejak zaman kejayaan kerajaan Melayu Riau Lingga, masyarakatnya sudah terbiasa hidup serba berkecukupan dari sektor kelautan, perikanan dan pertambangan. Makanya, pada saat menjelang lebaran, kita disibukkan soal pangan, khususnya beras dan daging sapi,” bebernya.

Untuk menyikapi fenomena ketergantungan bahan pangan di daerahnya itu, usai dilantik menjadi Bupati Lingga pada tanggal 17 Februari 2016 lalu, Awe langsung menggagas pencetakan sawah baru dalam program 100 hari kerjanya. Meski tak didukung anggaran APBD/APBN, ia rela mengeluarkan uang pribadinya untuk memicu semangat masyarakatnya membangun sawah.

“Alhamdulillah, hari ini kita sudah buktikan, bahwa Lingga juga bisa menjadi produsen beras. Semua ini bisa terjadi karena ada kesungguhan dalam menterjemahkan konsep besar yang digagas pemimpin kita, yakni konsep ketahanan pangan. Nah, begitu juga soal swasembada daging sapi ini. Kalau kita ada kesungguhan, pasti ada jalan keluar,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Lingga yang memiliki letak geografis berdekatan dengan Jambi, Singapura dan Malaysia, memiliki ketergantungan bahan pangan dari ketiga daerah dan negara tersebut. Beras misalnya, sebagian besar masyarakat Lingga mengkonsumsi beras dari luar negeri yang dipasok secara ilegal melalui pelabuhan – pelabuhan antar pulau.

BERITATERKAIT
  • AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
    About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan