TEMPO.CO , Malang - Seorang pengusaha keripik singkong mendaftarkan diri sebagai calon Bupati Malang. Sang pengusaha bernama Haji Sucipto, penduduk Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Sucipto mendaftar lewat PDI Perjuangan. Ia mengaku siap menghadapi calon inkumben Rendra Kresna yang kembali mencalonkan diri. "Bagi saya tidak ada lawan dan musuh. Semua calon saudara saya. Yang jelas, kami siap bertarung dengan calon siapa pun," kata Sucipto, seusai mengembalikan formulir pendaftaran calon bupati di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang di Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Kepanjen, Selasa siang, 10 Februari 2015.
Sucipto datang bersama istri dan puluhan pendukungnya. Disaksikan Budi Kriswiyanto, Ketua Panitia Pendaftaran Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Sucipto menyerahkan semua persyaratan yang ditentukan, termasuk uang pendaftaran sebesar Rp 25 juta.
Sucipto mengaku tertarik mengikuti pemilihan bupati karena panggilan hati. Ia ingin berbakti kepada Allah SWT dan siap menyerahkan jiwa raganya untuk kemaslahatan masyarakat Kabupaten Malang. "Cita-cita saya ingin menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Soal terpilih atau tidak, saya serahkan pada Allah karena semuanya adalah Allah yang memberikan jalan. Yang penting niat saya tulus dan ikhlas," ujar Sucipto.
Namun, setelah diperiksa, Sucipto belum memenuhi seluruh syarat administrasi. "Masih ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi oleh Pak Cip (Sucipto) dan kami harap segera dilengkapi dalam waktu dekat," kata Budi Kriswiyanto.
Sejak membuka pendaftaran Kamis, 5 Februari, ada tujuh orang, termasuk Sucipto, yang mengambil formulir pendaftaran bakal calon bupati di kantor DPC PDI Perjuangan. Namun baru Sucipto yang mengembalikan berkas pendaftaran. Sedangkan bakal calon wakil bupati baru diminati satu orang.
Budi merinci, selain Sucipto, bakal calon bupati yang mendaftar adalah pengusaha rokok dan bekas polisi Geng Wahyudi; Thoriq bin Ziyad, pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Kecamatan Gondanglegi. Thoriq ini pengusul peringatan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional kepada calon presiden Joko Widodo di masa kampanye dulu.
Selanjutnya, ada Anis Anshori, pensiunan TNI Angkatan Darat, warga Kota Malang. Menariknya, Haris Budi Kuncahyo, salah satu pelaku pembubaran acara nonton bareng film Senyap di Warung Kelir, Kota Malang, juga ikut mendaftar. Haris kerap muncul di banyak aksi unjuk rasa dengan bendera LSM Pribumi. Lalu ada Nanang Rudiantoro, warga Jalan Kebonsari, Kecamatan Sumberpucung, dan HM Jakri, seorang dosen Universitas Merdeka Malang.
Sedangkan bakal calon wakil bupati baru diminati I Wayan Sutama, warga Perumahan Kenanga Jaya, Jalan Teluk Grajakan, Kota Malang. Namun ia belum mengembalikan berkas pendaftaran.
ABDI PURMONO