Gunung Kawi Terbakar, Siapa Penyebabnya?

Kebakaran di lereng Gunung Kawi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dyah Ptaloka
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Kawasan hutan lindung di lereng Gunung Kawi terbakar sejak Sabtu 11 Juli 2015 hingga Senin 13 Juli 2015. Upaya pemadaman pun masih terus dilakukan. Saat ini diduga, api berasal dari para peziarah Gunung Kawi yang lalai dan membiarkan api unggun tak padam sempurna.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Wakil Adm Perhutani Wilayah Malang Barat Dadan Hamdan menyebut kebaran ada di petak 193 di wilayah Dusun Precet Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat


Setidaknya ada 20 hektare kawasan hutan lindung yang terbakar sejak Sabtu petang 11 Juli 2015. Menurutnya, wilayah itu banyak ditumbuhi vegetasi rumput dan ilalang dengan lahan berupa lereng gunung dengan banyak bebatuan padas.


Selain rumput, di petak 193 juga banyak ditemukan Cemara Gunung dengan ukuran relatif kecil. Pihaknya hingga kini belum menemukan adanya laporan tentang satwa gunung lain yang mati akibat kebakaran itu.


"Sementara belum ada laporan satwa mati seperti harimau atau kera, yang ada hanya satwa kecil penghuni semak-semak seperti burung,” kata Dadan Senin 13 Juli 2015.


Saat ini, pihaknya dan masyarakat setempat terus memadamkan api dengan cara tradisional. Yaitu membuat sekat bakar dan memadamkan api menggunakan gebyok.


Menurutnya, lokasi kebakaran hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama lima jam dari Pos Perhutani terdekat di Dusun Precet, dan tak memungkinkan untuk dilewati mobil pemadam kebakaran.


"Memadamkan api dengan cara tradisional, setelah itu baru kita ukur luas kebakaran dan potensi kerugiannya. Kebakaran sampai saat ini tak berpotensi merembet ke pemukiman penduduk karena jarak perkampungan terdekat berjarak sekitar 10 kilometer,” katanya.


Menurutnya, kebakaran itu diduga berasal dari bara api unggun yang tertinggal oleh pengunjung Gunung Kawi. "Berdasarkan laporan dari petugas lapangan, banyak pengunjung yang ke sana untuk berdoa. Mungkin mereka membuat api unggun, bara tertingal dan ditunjang dengan angin yang besar di atas maka bara api bisa membesar dan membakar semak,” ujar Dadan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya