Batam (ANTARA  News) - Penanam modal dari China tertarik untuk mendanai pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

"Sudah ada investor dari China yang tertarik membangun Jembatan Babin," kata Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani di Batam, Sabtu.

Ia mengatakan, beberapa perusahaan asal Negeri Tirai Bambu bergabung dalam sebuah konsorsium untuk membangun jembatan yang menghubungkan dua kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas.

Pemerintah Provinsi Kepri, kata dia, juga sudah membicarakan rencana pembangunan Jembatan Babin dengan Presiden dan mendapatkan tanggapan positif.

Rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan beberapa pulau kecil itu juga sudah dibahas di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, namun realisasinya masih menunggu investor.

Gubernur memastikan, dana yang akan digunakan untuk membangun Jembatan Babin bukan dari APBN meski mendapat persetujuan pemerintah pusat.

Jembatan Batam-Bintan ini akan menghubungkan Pulau Batam, Pulau Tanjung Sauh, Pulau Buau, dan Pulau Bintan, dengan panjang jembatan 6,97 km.

"Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp3 triliun," kata Gubernur Muhammad Sani.

Menurut Gubernur, jembatan Babin diperlukan untuk mendukung industri di dua pulau yang berdekatan dengan Singapura itu.

Industri di Pulau Batam akan dikembangkan ke Pulau Bintan untuk meningkatkan daya saing Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).

Pembangunan Jembatan Babin diperkirakan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kepri.

Menurut Gubernur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pertumbuhan ekonomi di Kepri di atas 10 persen.

Untuk mencapai pertumbuhan itu, Gubernur meminta pemerintah pusat turut mendorong peningkatan sarana dan prasarana di Kepri.(*)
(T.Y011/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011